Saat ini kondisi politik dan ekonomi dunia tidak sedang baik-baik saja. Ada tagar yang dibuat oleh anak-anak muda: #IndonesiaGelap dan #KaburAjaDulu. Apa yang diharapkan banyak orang atas situasi negara kita, yaitu agar Indonesia semakin maju, ternyata belum terjadi.
Hari-hari ini ada banyak orang mengalami masalah. Ada yang terkena penyakit kanker, ada yang perusahaannya bangkrut. Apa yang harus dilakukan oleh anak-anak Tuhan? Kita harus mengingat apa tujuan utama kita hidup di bumi. Kita hidup bukan hanya mengejar surga, karena surga hanya bonus, tapi tujuan utama kita adalah melakukan kehendak Bapa, yaitu hidup sesuai dengan tujuan Tuhan dalam diri kita.
Milikilah keputusan untuk hidup dalam kehendak Tuhan daripada bereaksi karena batin kita terluka.
Semua dimulai dengan satu kata, yaitu KECEWA. Namun kita tidak boleh tinggal di dalam kekecewaan. Kata offences (pelanggaran) berasal dari kata Yunani ‘Scandalizo’, yang artinya tersandung, kecewa (disappointment), hak pribadinya dilanggar, pelanggaran yang besar, pengkhianatan.
3 PERINGATAN PENTING BAGI KITA
- JANGAN MUNAFIK. Dunia tidak membaca Alkitab kita, tetapi membaca perubahan hidup kita.
- JANGAN KUATIR. Merasa kuatir adalah normal, tetapi hidup dalam kekuatiran menandakan ada sesuatu yang salah.
- JANGAN KECEWA dan MENINGGALKAN TUHAN. 80% orang yang meninggalkan Tuhan dan gereja, disebabkan oleh kekecewaan.
Orang yang tidak mempunyai hubungan pribadi dengan Tuhan akan mudah kecewa. Kecewa terhadap pasangan, atasan. Merasa tidak puas dan tidak bisa bersyukur.
KECEWA
Menurut ilmu psikologi, rasa kecewa adalah perasaan tidak puas dan terluka (respons emosional) terhadap harapan atau keinginan yang tidak terpenuhi. Kita harus menjaga hati agar tidak kecewa. Misalnya rasa kecewa ketika kita berdoa bagi orang lain dan orang itu disembuhkan, tetapi ketika mendoakan orang tua sendiri, ternyata tidak sembuh malah meninggal.
Penyebab Kekecewaan
Kita bisa kecewa karena teguran, teladan hidup yang salah, ataupun harapan yang tidak terwujud, misalnya merasa sudah hidup benar, tetapi justru mengalami aniaya. Hal yang negatif dapat terjadi pada kita, tetapi respon kita terhadap keadaan itulah yang menentukan kita bisa mengalami kekecewaan atau tidak. Pilihan ada pada kita, apakah berpegang kepada Tuhan, apakah hidup mengandalkan Tuhan atau tidak.
“Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.
(Yohanes 15:18-19)
Dunia membenci Yesus dan murid-murid-Nya. Jika sikap kita sama dengan dunia, maka kita tidak akan terlalu mengalami aniaya.
“Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. (Yohanes 16:1,2)
Sejak awal Yesus telah mengajarkan tentang keharusan untuk membayar harga saat mengikuti-Nya, sekalipun harus dikucilkan, dibunuh secara fisik, atau dibunuh secara karakter, dan orang yang melakukannnya menyangka dirinya sedang berbuat bakti bagi Allah.
“Semuanya itu Kukatakan kepadamu supaya kamu menerima damai sejahtera dalam Aku. Di dunia ini kamu menderita, tetapi kuatkanlah hatimu. Aku telah mengalahkan dunia ini.” (Yohanes 16:33)
Keraguan Yohanes Pembaptis
Ada waktu di mana Yohanes Pembaptis mempertanyakan ke-Mesiasan Yesus. Ini sesuatu yang aneh, karena sebelumnya dia adalah orang yang membaptis Yesus dan berkata bahwa dia tidak layak mengikat tali kasut-Nya. Ini gambaran bahwa ada waktu-waktu dimana iman seseorang sangat kuat, tetapi ada juga waktu-waktu dimana seseorang mulai ragu dan kecewa. Apa yang menyebabkannya?
- Ekspektasi yang tidak sesuai.
Yohanes Pembaptis merasa seharusnya Yesus bangkit sebagai pemimpin politik, namun sebaliknya Yesus malah menyembuhkan orang Romawi.
- Dipenjara
Seperti Ayub yang saleh, Yohanes Pembaptispun mengalami proses.
Yesus Menjawab
Yesus memberitahukan agar kepada Yohanes Pembaptis diceritakan segala mujizat yang telah dilakukan-Nya dan untuk mengatakan, “berbahagialah mereka yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.” (Matius 11:4-6)
Beberapa Nasihat
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini. JAGALAH DIRIMU! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.” (Lukas 17:1-4)
Fakta Penting
Tidak mungkin tidak ada penyesatan, kekecewaan dan pengkhianatan. Di mana ada orang, di sana pasti ada pelanggaran. Kuncinya adalah bagaimana kita mengelola perasaan tersebut. Pelanggaran menghasilkan kerusakan dalam hubungan antar manusia. Mari kita menjaga hati dan pikiran (Amsal 4:23).
Contoh kekecewaan dalam Alkitab tentang Daud, Batsyeba, Uria, Ahitofel, dan Absalom
Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: “Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.” (2 Samuel 11:2-3)
Daud adalah orang yang berkenan di hati Tuhan, tetapi ternyata ia juga punya cacat. Uria adalah orang setia yang malang. Ia bukan orang Ibrani, tetapi orang Het. Ahitofel adalah orang Ibrani dan merupakan penasihat Daud. Perkataan Ahitofel bahkan Daud anggap sama dengan perkataan Allah. Batsyeba adalah cucu dari Ahitofel.
Ketika Daud melakukan hal yang tidak pantas kepada Batsyeba dan bahkan membunuh Uria suaminya, maka Ahitofel menjadi sangat kecewa dan marah. Pada waktu Absalom memberontak kepada Daud, Ahitofel merasa bahwa ini adalah saatnya ia bisa membalaskan kekecewaannya. Namun nasihatnya kepada Absalom ternyata digagalkan oleh orang lain. Daud tidak berhasil dibunuh sehingga Ahitofel menjadi semakin kecewa, akhirnya ia pulang ke rumahnya dan melakukan tindakan bunuh diri.
Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon. (2 Samuel 12:9)
Nabi Natan menegur dan memperingatkan Daud, karena ia telah menghina Tuhan dengan cara melakukan perbuatan yang jahat dengan membunuh Uria. Oleh sebab itu pedang tidak akan menyingkir dari keturunan Daud sampai selamanya. Karena Daud melakukan kejahatan dengan tersembunyi, maka Tuhan akan melakukan secara terang-terangan.
Dalam kitab Mazmur 55: 1-24 tercatat:
- Ratapan atas penderitaan. Daud menuai apa yang dia tabur.
- Keluhan terhadap musuh. (ay. 9-12)
- Pengkhianatan seorang sahabat. (ay. 13-15)
- Seruan kepada Allah dan keyakinan akan keadilan-Nya. (ay. 16-24)
Hari-hari ini banyak teman ‘menjual’ teman. Banyak sahabat mengkhianati sahabat. Jangan masukkan sampah/racun ke dalam hati kita, karena hati kita milik Tuhan. Jika kita mengasihi Tuhan, jaga perasaan Tuhan, pastikan Tuhan dibuat bersukacita oleh respons kita.
APLIKASI DAN MAKNA TEOLOGIS
- Allah adalah tempat perlindungan di tengah pengkhianatan.
- Serahkan kekhawatiran kepada Allah.
Mazmur 55:23 dan 1 Petrus 5:7 “Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab a memelihara kamu.”
- Keadilan Allah akan dinyatakan pada waktu-Nya.
LAKUKAN LANGKAH PEMBERESAN (RESTITUSI)
- Temui secara pribadi orang yang telah mengecewakan kita dan nyatakan perasaan kita dengan tulus, lemah lembut dan rendah hati untuk menginisiasi terjadinya pemulihan hubungan.
- Kemukakan kenyataan yang spesifik, apa penyebab dan akibat dari hal tersebut.
- Dengarkan dengan sungguh-sungguh penjelasan orang tersebut.
- Dengan rendah hati bersedia untuk meminta maaf dan membuka hati untuk dipulihkan. Amin. (VW).