Dalam penanggalan Yahudi, mulai tgl 6 September 2021, jam 6 sore kita memauki tahun yang baru yaitu tahun 5782 atau disebut dengan tahun pey beth. Beth selalu berbicara tentang keluarga. Oleh sebab itu kita akan belajar dari kehidupan dua orang hamba Tuhan yang memberikan respon berbeda ketika menghadapi bagian akhir kehidupannya dan saat-saat dipanggil oleh Tuhan. Akhir dari kehidupan seseorang menentukan segala sesuatu lebih baik dari awalnya. Kedua orang hamba Tuhan ini adalah Raja Hizkia dan Rasul Paulus.
Raja Hizkia diangkat menjadi Raja ketika berusia 25 tahun. Ia melakukan banyak hal yang baik dan benar dihadapan Tuhan. Sekalipun ayahnya tidak memberikan teladan yang baik, Raja Hizkia justru memperbaiki segala sesuatunya. Di hari pertama pemerintahannya, ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Daud, bapa leluhurnya dan dialah yang menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang meremukkan tugu-tugu berhala dan yang menebang tiang-tiang berhala di antara bangsa Israel. Raja Hizkia juga berpaut kepada TUHAN, tidak menyimpang dari pada mengikuti Dia dan ia berpegang pada perintah-perintah TUHAN yang telah diperintahkan-Nya kepada Musa sehingga TUHAN menyertai dia; ke manapun juga ia pergi berperang (2 Raja-raja 18:1-7).
Dalam kitab 2 Raja-raja 20 dicatat bahwa Raja Hizkia sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos, dan berkata kepadanya: “Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi.” Dalam terjemahan King James dituliskan “Set thine house in order; for thou shalt die, and not live.” (atur keluargamu sebab engkau akan mati dan tidak akan hidup). Usia Hizkia saat itu sekitar 37 tahun. Kita tidak tahu seberapa lama usia kita. Juga sebuah misteri mengapa Tuhan memanggil Hizkia di usia yang begitu muda.
Keputusan Tuhan adalah yang terbaik bagi kehidupan kita. Ke depan, kita akan menghadapi penganiayaan yang begitu berat. Adanya penyesatan, penganiayaan, pemurtadan dan penghianatan. Maka sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat. (Matius 24:21-22). Akan ada kejatuhan dan hal-hal yang bisa mempermalukan Tuhan sehingga Tuhan mempersingkat waktu hidup kita. Kematian adalah sebuah misteri Tuhan. Berapapun usia kita, kita harus senantiasa mempersiapkan diri menghadapi hari Tuhan.
(1) Orang benar binasa, dan tidak ada seorangpun yang memperhatikannya; orang-orang saleh tercabut nyawanya, dan tidak ada seorangpun yang mengindahkannya; sungguh, karena merajalelanya kejahatan, tercabutlah nyawa orang benar (2) dan ia masuk ke tempat damai; orang-orang yang hidup dengan lurus hati mendapat perhentian di atas tempat tidurnya. (Yesaya 57:1-2)
Jika kita perhatikan, banyak hamba-hamba Tuhan dan orang-orang yang hidup benar meninggal di usia muda seperti sedang diselamatkan dari banyaknya bahaya dan kejahatan di depan. Tuhan tahu masa depan dan batas kekuatan kita.
Mendengar berita tersebut Raja Hizkia berseru, berdoa dan memohon dengan sangat kepada Tuhan. Dan Tuhan berfirman melalui nabi Yesaya bahwa Ia mendengar doa Hizkia dan menyembuhkannya serta memperpanjang usianya lima belas tahun lagi. Kisah selanjutnya ketika Raja Babel mendengar bahwa Hizkia sakit tadinya maka ia menyuruh orang membawa surat dan pemberian kepada Hizkia. Hizkia bersukacita atas kedatangan mereka, lalu diperlihatkannyalah kepada mereka segenap gedung harta bendanya, emas dan perak, rempah-rempah dan minyak yang berharga, gedung persenjataannya dan segala yang terdapat dalam perbendaharaannya. Tidak ada barang yang tidak diperlihatkan Hizkia kepada mereka di istananya dan di seluruh daerah kekuasaannya.
Kemudian datanglah nabi Yesaya kepada raja Hizkia dan menegornya dengan keras bahwa: “Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah firman TUHAN.” Suatu tindakan bodoh dilakukan oleh Hizkia sebab ia menjawab Yesaya: “Sungguh baik firman TUHAN yang engkau ucapkan itu!” Tetapi pikirnya: “Asal ada damai dan keamanan seumur hidupku!”. Tuhan tahu batas kemampuan Hizkia, tetapi Hizkia menjadi sombong dan tinggi hati di hadapan Tuhan, ia tidak peduli dengan generasi dibawahnya. Tidak ada penyesalan sedikitpun dalam hidup Hizkia, bahkan di 15 tahun tambahan usianya lahir Manasye, seorang raja yang jauh lebih jahat dan menghancurkan apa yang sudah dibangun oleh Hizkia.
Bagaimana dengan akhir hidup Rasul Paulus? Ia adalah seorang penganiaya jemaat yang Tuhan ubahkan menjadi seorang Rasul yang dipakai Tuhan secara luar biasa dalam hidupnya. Rasul Paulus selalu menganggap sebagai seseorang yang telah dijatuhi hukuman mati, tetapi ia tidak pernah menganggap dirinya sebagai korban melainkan kurban persembahan. Rasul Paulus telah mengakhiri pertandingan yang baik, ia telah mencapai garis akhir dan memelihara iman. Rasul Paulus meninggalkan sebuah legacy bagi Timotius dan murid-muridnya bahkan sampai kepada kita saat ini. Tidak ada ratapan dan penyesalan menghadapi hari-hari kematiannya, tetapi justru percaya sepenuhnya kepada Tuhan yang telah mendampingi dan menguatkan, supaya Injil diberitakan dengan sepenuhnya.
Apapun keadaan kita sekarang, mari kita check sebab ada enam perkara ini yang dibenci Tuhan, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara. (Amsal 6:16-19) Pastikan kita sudah minta ampun kepada Tuhan sehingga kita dapat menyelesaikan akhir hidup kita dengan luar biasa. Amin. (RCH)