THE GIFT AND THE GIVER
Bacaan Setahun:
Matius 11:20-30,Imamat 13 ,Amsal 25
“Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya.” (Efesus 1:7)
Adakah yang belum pernah menerima hadiah? Entah itu sesuatu yang sudah ditunggu- tunggu, kejutan, atau mungkin sesuatu yang tidak kita inginkan. Apapun itu, esensinya tetap sama. Ada pihak yang mencari hadiah, membayarnya, kemudian memberikannya kepada kita secara cuma-cuma. Setelah itu, kita yang memutuskan apa yang kita lakukan terhadap si pemberi.
Misalnya, sebuah perusahaan AC sedang mengadakan undian, dan kita memenangkan sistem pendingin udara untuk seluruh rumah kita. Ada setidaknya tiga pilihan yang bisa kita lakukan. Pertama, menolak hadiah tersebut dan berisiko menyinggung pemberinya. Kedua, bersukacita, lalu menyimpan dan melupakannya. Ketiga, bersukacita, lalu memasangnya di semua ruangan rumah.
Keselamatan kita agak mirip dengan contoh di atas. Bapa kita sangat tahu bahwa kita tidak sanggup mengerjakan keselamatan kita sendiri, makanya ada karya salib. Meskipun keselamatan ini gratis buat kita, kita harus ingat bahwa Yesus membayar mahal untuk dosa-dosa kita agar kita memperoleh hidup dan hidup dengan berkelimpahan. Inilah kado terbesar, karena tidak ada kasih yang lebih besar dari Dia yang menyerahkan hidup-Nya untuk sahabat-Nya (Yoh 15:13). Saat kita meresapi bahwa hidup kita di bumi hanya sekejap mata saja dibanding kekekalan, mendapatkan jaminan untuk hidup kekal bersama-Nya tentunya melebihi hadiah duniawi apapun yang bisa kita bayangkan.
Seperti rumah yang terdiri dari banyak “ruangan”, begitulah hidup kita. Ruanganruangan ini bisa melambangkan berbagai aspek dalam hidup, hati, pikiran, dan tubuh kita. Kebanyakan dari kita memilah hidup kita menjadi beberapa area, mulai dari kehidupan pribadi yang paling dalam yang tidak diketahui oleh orang lain, keluarga, sekolah/pekerjaan, temanteman, dan sebagainya. Kita juga memisahkan kebutuhan kita untuk tubuh, pikiran, dan jiwa kita, seperti kesehatan, nutrisi, kesenangan, gereja, dan seterusnya. Misalkan kita memilih untuk menerima AC, kita bisa memilih untuk memasangnya di setiap ruangan, atau hanya beberapa ruangan saja. Intervensi Tuhan dalam hidup kita sama seperti itu. Pastor Kong Hee pernah berkata dalam khotbahnya, “God will only work to the extent of our surrender” (Tuhan hanya akan bekerja sesuai dengan sejauh mana kita berserah)
Semakin banyak ruang yang kita serahkan kepada Tuhan dalam hidup kita, semakin kita dapat melihat betapa besar Tuhan kita. Dari situ, kita bisa menjadi saksi nyata akan kebaikanNya, menjadi duta untuk menyebarkan kabar baik. Ya, memang membutuhkan pengorbanan, seperti halnya AC membutuhkan listrik, tetapi saya rasa kita setuju kalau ini worth it, bukan? (SO)
Questions:
1. Apakah kita sudah membiarkan Tuhan masuk dalam setiap aspek hidup kita?
2. Apakah anda bersedia membayar “listrik” yang dibutuhkan untuk menjalankan “AC” rumah anda?
Values:
Jangan sampai karya penebusan Tuhan sia-sia dalam hidup kita.
Kingdom’s Quotes:
Walk in the knowledge that we are redeemed. Work accordingly to our redemption to save others.