THE HAPPIEST NATION IN THE WORLD | Pdt. Timotius Arifin Tedjasukmana

Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri! (MAZMUR 33:12)

Survey menunjukkan ada 10 negara yang paling berbahagia di dunia yaitu Finlandia, Denmark, Iceland, Israel, Belanda, Swedia, Norwegia, Switzerland, Luxembourg dan New Zealand. Kendati Israel dalam keadaan dimusuhi oleh seluruh dunia dan tidak lagi di dukung oleh Amerika, ia masuh masuk di dalam 10 besar bangsa yang paling berbahagia. Ukuran kebahagiaan bagi negara-negara yang di nyatakan berbahagia adalah tunjangan sosial yang baik, pendapatan tinggi, tingkat kesehatan masyarakat baik, adanya kebebasan, murah hati dan rendahnya tingkat korupsi. Tetapi Firman Tuhan hari ini menyatakan bahwa berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN.

Semua orang mencari kebahagiaan. Hal yang menarik, selama 2 abad ini ukuran kebahagiaan dan diberkati selalu dihubungkan dengan materi. Di dalam Perjanjian lama ada 2 kata yang menyatakan istilah  berkat yaitu barak dan esher. Perkataan esher juga memiliki pengertian berbahagia sehingga dapat menimbulkan pandangan jika kita tidak bahagia artinya kita tidak diberkati. Ukuran kebahagiaan yang sesungguhnya adalah sukacita.

Dalam aksara mandarin kebahagiaan digambarkan daribeberapa karakter yaitu Tuhan, seseorang dan taman (taman Eden). Artinya kebahagiaan diukur ketika seseorang dekat dengan Tuhan dan berada di taman Eden maka akan mengalami kebahagiaan. Hari-hari ini jika kita mengalami cuaca ekstrim, suhu dingin dan gelombang tinggi, setelah diselidiki ternyata posisi bumi berada pada jarak terjauh dari matahari. Demikian juga didalam hidup kita, jika kita semakin jauh dengan Sang Sumber yaitu Kristus matahari kebenaran maka kita tidak akan bahagia.

(1) Nyanyian ziarah. Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! (MAZMUR 128:1)

Kata berbahagia yang dipakai dalamayat ini adalah esher.

Menurut Prof. Virgo Handoyo, para filsuf-filsuf Yunani menyebutkan kebahagiaan adalah EUDAIMONIA “good spirit” yang memiliki pengertian positif thinking (berfikir positif), mampu melihat dari sisi yang lain sehingga tetap bersukacita. Yesus memberitakan bahwa kebahagiaan adalah makarios, yaitu diberkati, berbahagia, makmur secara rohani dan tidak tergantung oleh kondisi.

Oleh sebab itu di dalam khotbah Yesus di bukit pada bagian ucapan bahagia menggunakan gaya bahasa yang oksimoron yaitu penggunaan dua kata yang saling bertentangan menjadi sebuah kalimat disusun menjadi paradoks yang merupakan pententangan dari fakta yang sebenarnya telah terjadi. Kerajaan Allah adalah kerajaan yang terbalik (upside down kingdom). Harta benda dan kekayaan bukanlah jaminan kebahagiaan. Sebuah ungkapan menyatakan when you lose something you don’t lose anything, when you lose your health you lose something but when when you lose your character you lose everything.

Jadi ucapan bahagia yang diajarkan Yesus didalam Matius pasal 5 harus menjadi karakter kita sebagai warga kerajaan.

(2) Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: (3) “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (4) Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. (5) Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. (6) Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. (7) Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. (8) Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. (9) Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (10) Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (11) Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. (12) Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.” (MATIUS 5:2-12)

Firman Tuhan mengatakan berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, miskin tetapi memiliki Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang lemah lembut, lemah lembut bukan berarti lemah gemulai, tetapi memiliki kuasa untuk mengontrol kekuatan yang dimiliki (power in control). Alkitab menyebutkan orang yang empunya Kerajaan Allah adalah orang yang rendah hati dan dianiaya oleh karena kebenaran.

Hidup tidak sempurna, oleh sebab itu janganlah kita berfokus hanya kepada kekurangan-kekurangan kita bahkan meratapi apa yang kurang dalam hidup kita sehingga kita tidak pernah merasa puas, tetapi ketika kita memiliki Tuhan Yesus maka kita akan memiliki segalanya dan hidup kita akan berbahagia. Pernikahan bukanlah mencari kebahagiaan melainkan berbagi kebahagiaan. Ada seorang artis yang cantik, cukup terkenal dan memiliki banyak kekayaan tetapi melakukan bunuh diri karena tidak berbahagia. Kebahagiaan bukan karena sesuatu, tetapi karena seseorang yaitu Yesus. Periksa diri kita apakah kita sudah berbahagia di dalam Tuhan sebab kita dipilihNya menjadi milikNya sendiri! Amin. (RCH).