THE INNOCENT ONE | Pdt. Timotius Arifin Tedjasukmana

Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Maka datanglah rakyat seorang raja memusnahkan kota dan tempat kudus itu, tetapi raja itu akan menemui ajalnya dalam air bah; dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan. (DANIEL 9:26)

Tema Paskah ROCK Ministry tahun ini adalah The Innocent One, diambil dari Daniel 9:26 dimana Daniel menubuatkan bahwa akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Innocent artinya tanpa cela, tidak bisa disalahkan dengan apapun, murni, bersih dan tidak ada salahnya apa-apa.

Tuhan menyatakan sebuah penglihatan kepada Danel ketika dia sedang berdoa dan mengaku dosanya dan dosa bangsa Israel, dan menyampaikan ke hadapan Tuhan. Sementara Daniel berbicara dalam doa, terbanglah dengan cepat ke arahnya Gabriel, dia yang telah Daniel lihat dalam penglihatan yang dahulu pada waktu persembahan korban petang hari. Tuhan memberikan pengertian dan akal budi kepada Daniel mengenai hal-hal yang akan terjadi karena Daniel memiliki kualitas hidup yang sungguh-sungguh menyenangkan hati Tuhan sehingga Tuhan menyatakan rahasiaNya kepada Daniel. Banyak hal-hal yang tidak kita mengerti di dunia ini, tetapi jika kita minta Roh Hikmat kepada Tuhan maka Dia akan menyatakannya. Tuhan akan menjawab seruan doa dan permohonan kita kepadaNya.

Tuhan berfirman kepada Daniel bahwa  telah ditetapkan sesudah 70 kali 7 masa (490 Tahun) atas Yerusalem untuk melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan keadilan yang kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi yang maha kudus (Daniel 9:24). Ini adalah tujuan Tuhan Yesus untuk datang ke dunia sebagai korban penghapus dosa. Dosa adalah suatu pribadi yang sudah Yesus kalahkan melalui kematian dan kebangkitanNya. Melalui Kristus, kita diberi kuasa untuk melawan dosa dan diberikan kekuatan untuk tidak melanggar.

Sebagai orang percaya kita harus memahami rencana Tuhan dalam kehidupan kita. Melalui kitab Daniel ini kita melihat bagaimana Tuhan tidak pernah gagal dalam menggenapi rencanaNya. Tuhan berfirman kepada Daniel bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang yang diurapi, seorang raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan (Daniel 9:25). Apapun kesulitan yang kita hadapi, percayalah bahwa Allah sanggup membangun kembali rumah tangga, bisnis dan iman kita. Sir Robert Anderson menghitung bahwa tahun 445 SM, Raja Artahsasta mengijinkan Nehemia untuk membangun kembali Yerusalem. Suatu hal yang mustahil bagi sebuah kerajaan yang menjajah Israel justru memerintahkan untuk membangun kembali Yerusalem. Dalam bukunya “The Coming Prince” Sir Robert juga menghitung dengan detail bahwa apa yang Alkitab tuliskan dengan tepat Tuhan genapi dimana tahun 32 M Tuhan Yesus masuk ke kota Yerusalem.

Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Mesias benar-benar mati tidak sebagai martir tetapi darahNya tercurah sebagai perjanjian dan korban penghapus dosa. Maka datanglah rakyat seorang raja memusnahkan kota dan tempat kudus itu, tetapi raja itu akan menemui ajalnya dalam air bah; dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan. (Daniel 9:26). Sekali lagi nubuatan itu benar-benar digenapi, kota Yerusalem dihancurkan pada tahun 70 Masehi oleh Jendral Titus, ia menebang semua pohon untuk dijadikan salib dan ratusan ribu orang Yahudi dibantai. Ini merupakan buah dari perkataan mereka ketika Pilatus berkata: “Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?” Namun mereka makin keras berteriak: “Ia harus disalibkan!” Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: “Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!” Dan seluruh rakyat itu menjawab: “Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!” (Matius 27:23-25). Berhati-hatilah dengan apa yang kita ucapkan, percayalah bahwa Allah kita tidak pernah merancangkan rencana kecelakaan dan Ia sanggup membangun kembali apa yang telah runtuh.

Nubuatan lain dari kitab Daniel ini adalah Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu.” (Daniel 9:27). Ini adalah nubuatan mengenai kedatangan antikris, ia akan membuat perjanjian dengan Israel menjadi berat, tetapi ia ditetapkan untuk dimusnahkan.

Kematian Kristus seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa sebagai korban penghapus dosa pun diakui oleh orang-orang yang terlibat dalam penyalibanNya. Yudas, salah seorang murid yang menyerahkanNya pun mengakui dan berkata: “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.” (Matius 27:4). Istri Pilatus mengirim pesan kepadanya: “Jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam.” (Matius 27:19). Pilatuspun mencuci tangan terhadap perkara ini karena ia tahu bahwa Yesus memang benar-benar tidak bersalah. (Matius 27:24). Bahkan kepala pasukan yang memimpin proses penyaliban Tuhan Yesus dan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: “Sungguh, orang ini adalah orang benar!” (Lukas 23:47).

Semua itu telah ditentukan oleh Tuhan, sebab Ia Maha Tahu dan setiap FirmanNya pasti digenapi. Melalui kematian Yesus di kayu salib ia telah mengalahkan dosa dan maut, maka kita tidak perlu takut lagi terhadap kegelapan, kuasa jahat dan kematian. Nama Yesus adalah nama yang berkuasa, sebab ia tidak ada salahnya apa-apa dijadikan anak domba yang disembelih menjadi korban yang kudus dan tak bercela di hadapan Allah. Amin (RCH).