Pada tahun pertama pemerintahannya, dalam bulan yang pertama, ia membuka pintu-pintu rumah TUHAN dan memperbaikinya. (2 Tawarikh 29:3)
Raja Hizkia mengawali pemerintahannya dengan prioritas yang tepat. Di tengah kesulitan yang dihadapi bangsa Israel, ia tahu bahwa cara yang tepat adalah dengan mencari kehendak Tuhan dan melakukan hal yang berkenan di hadapan-Nya. Tindakan yang dilakukan raja Hizkia membuatnya diberkati dalam memimpin bangsanya. Namun di akhir hidupnya ia menjadi sombong dan memamerkan kekayaannya yang pada akhirnya membawa bangsa Israel kepada pembuangan ke Babel. Karena itu sebagai perwakilan-Nya di muka bumi ini, sangat penting untuk kita memahami rancangan Tuhan atas kita dan memahami perjalanan hidup kita, sehingga kita bisa setia sampai akhir dan kedapatan berkenan di hadapan Tuhan.
Perjalanan hidup dari seorang perwakilan Tuhan:
Chosen (Dipilih)
Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya, hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, orang-orang pilihan-Nya! (Mazmur 105:6)
Lihat diri kita sebagai ‘the chosen one’ yang tidak sekedar diselamatkan, tapi juga dibenarkan, disucikan, dan dimuliakan. Tuhan telah memilih kita sebagai umat-Nya bukan karena kita lebih baik dari orang lain, atau karena kita pantas untuk itu, namun semata-mata karena kasih karunia-Nya.
Crisis (Krisis)
Ketika Ia mendatangkan kelaparan ke atas negeri itu, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan. diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual menjadi budak. (Mazmur 105:16-17)
Sebagai manusia, kita menginginkan kehidupan yang nyaman, namun seringkali Tuhan mengizinkan krisis terjadi dalam hidup kita. Tuhan mengizinkan kita mengalami situasi yang sukar agar dapat mengajari kita untuk mengenal-Nya dan memahami cara-cara-Nya bekerja. Salah satu cara Tuhan adalah mengutus seseorang, misalnya Yusuf.
Krisis lain yang dialami bangsa Israel adalah ketika diberkati, maka diubah-Nya hati mereka untuk membenci umat-Nya dan memperdayakan hamba-hamba-Nya. Cepat atau lambat kita akan mengalami peningkatan dan menjadi kuat, tetapi akan semakin banyak juga orang yang akan membenci kita. Cara Tuhan untuk membebaskan kita dengan mengutus sebuah tim, misalnya Musa dan Harun. Kita harus membiasakan diri berkata ”I need you brother” karena seringkali kita tidak bisa melakukan pekerjaan Tuhan sendirian.
Character (Karakter)
Mereka mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya masuk ke dalam besi,
(Mazmur 105:18)
Yusuf diubah karakternya dengan cara yang menyakitkan. Ia harus dijual sebagai budak, bahkan harus dipasung. Orang yang dipasung biasanya adalah orang gila, atau orang yang dianggap binatang. Ilmu pengetahuan bisa diperoleh di sekolah, pengetahuan Firman bisa diperoleh dengan belajar, namun karakter keteguhan hati dan kesabaran hanya bisa didapatkan dari kesukaran dan aniaya sehingga hidup kita menjadi tangguh.
Charisma (Karisma)
Until the time that his word [of prophecy regarding his brothers] came true, The word of the Lord tested and refined him.(Psalms 105:19) – (AMP)
Yusuf seorang pemimpi, ia belum bisa mengartikan mimpi, tetapi sampai saat firman-Nya sudah genap ia diberikan karunia untuk mengartikan mimpi. Seringkali karunia-karunia diberikan di tengah kegelapan dan kesulitan. Sampai tiba waktunya Yusuf disertai Tuhan, dari seorang budak menjadi seorang pemimpin di Mesir.
Christlikeness (Keserupaan dengan Kristus)
sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya. Raja menyuruh melepaskannya, penguasa bangsa-bangsa membebaskannya. (Mazmur 105:19-20)
Yusuf memiliki keserupaan dengan Kristus. Ketika Yusuf telah diangkat posisinya, ia tidak membalas dendam kepada saudara-saudaranya, ia tidak memerintahkan untuk memenggal kepala mereka, sebaliknya justru mengampuni dan menerima, bahkan memelihara kehidupan mereka.
Crown (Mahkota)
Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta kepunyaannya, untuk memberikan petunjuk kepada para pembesarnya sekehendak hatinya dan mengajarkan hikmat kepada para tua-tuanya. (Mazmur 105:21-22)
Mahkota tidak bisa didapatkan dengan mudah seperti dalam ungkapan “there is no crown without cross, there is no throne without thorn”. Tuhan merancang perjalanan umat-Nya untuk diakhiri dengan mahkota, namun semuanya kembali kepada kita, apakah kita bersedia dibentuk dan setia mengikuti menjalani rancangan-Nya.
Dengan memahami pola perjalanan hidup seorang perwakilan Kerajaan Allah, kita tidak mudah bersungut-sungut dan menyerah, karena kita mengetahui bahwa rancangan Tuhan sempurna dalam perjalanan hidup kita. Sekalipun sulit untuk dijalani, asalkan kita setia, maka akhirnya akan membawa kita kepada kemuliaan. Amin (VW).