Untuk mengikut Yesus memang ada harga yang harus dibayar. Panggilan-Nya atas hidup kita bukanlah murahan karena Yesus telah mati di kayu salib untuk menebus kita semua. Jadi yang bisa kita kepada Tuhan melalui hidup kita adalah kesetiaan kita dalam mengikut Tuhan. Untuk mengubah paradigma kita dalam mengikut Tuhan, tanpa Roh Kudus adalah sesuatu yang mustahil. Firman Tuhan hari ini mengajar kita bisa untuk menjadi murid Tuhan yang sejati dan bagaimana kehendak Tuhan atas hidup kita untuk memuridkan segala bangsa.
Dalam Injil Matius 19:16-26, Seorang pemuda yang kaya datang kepada Yesus dan bertanya: “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Setelah Yesus menjelaskan kepadanya, pemuda ini pergi dengan sedihnya sebab banyak hartanya. Kemudian Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Mendengar hal itu maka sangat gemparlah mereka. Lalu Petrus bertanya kepada Yesus:
Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?” (Matius 19:27)
Ada hubungan transaksional yang Petrus tanyakan kepada Yesus karena sudah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Yesus. Banyak dari kita yang sudah mengikut Yesus, tetapi hati kita masih dikuasai oleh kekuatiran. Kita masih memiliki paradigma apa yang kita dapatkan ketika kita sudah setia mengikut dan melayani Tuhan. Apakah ini alasan buat kita meninggalkan Tuhan seperti pemimpin muda yang kaya tadi? Kekuatiran memang tidak meluputkan kita dari penderitaan hari esok, tetapi menguras semua kekuatan dari hari ini. Salah satu ketakutan terbesar manusia adalah hidupnya tidak bernilai, ketika ia melihat kembali investasi waktu dan upayanya hanya untuk menyimpulkan bahwa semua investasi itu sia-sia. Oleh sebab itu mari kita belajar untuk melayani Tuhan bukan karena permintaan atau tugas, tetapi dari hati kita karena kita mengasihi Tuhan.
Pada akhirnya banyak murid-murid-Nya yang mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia.(Yohanes 6:66). Kemudian Yesus berpaling kepada kedua belas murid-Nya dan bertanya: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” tetapi mereka berkata: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal, dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah yang kudus dari Allah.” Dari seorang Simon yang penuh kekuatiran akan hari esok menjadi Petrus yang hidup dalam pewahyuan Ilahi. Bagaimana untuk kita mendapatkan transformasi kehidupan sebagai sebuah paradigma pemikiran yang baru di dalam mengikut dan melayani Tuhan?
Strategi Yesus untuk melepaskan bumi ini dari cengkeraman Iblis adalah dengan melibatkan manusia. Manusia melalui pemuridan adalah metodenya Tuhan. Banyak gereja mencari metode-metode yang baik, tetapi Tuhan sedang mencari orang-orang yang bersedia mengikut dan melayani-Nya dengan setia.
THE CALL TO FOLLOW
“Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia” Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.” (Matius 4:19-20)
Murid-murid diberikan undangan untuk mengikut Yesus, tetapi bukan dan belum sebuah ‘tanggung jawab’. Yesus memanggil murid-murid-Nya kepada ‘visi’ bukan kepada ‘pekerjaan’. Ketika Yesus memanggil mereka, Yesus memberikan tujuan hidup, impian, gol iman dan paradigma perubahan hidup yang baru. Pemuridan berawal dari satu keputusan untuk menjadikan Yesus di tempat pertama dalam kehidupan kita.
THE COST OF DISCIPLESHIP
Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.
(Lukas 9:23,24)
Menjadi seorang murid dituntut pengorbanan dan kemauan untuk berserah diri kepada Tuhan dalam segalanya. Yesus memanggil murid-murid-Nya untuk menyangkali dirinya, memikul salib dan mengikuti Dia. Murid-murid dipanggil dari mematikan sesuatu yang hidup dan mendapatkan hasil untuk kepentingan pribadi (penjala ikan) kepada mengambil sesuatu yang mati menjadikan hidup bagi kemuliaan Tuhan (penjala manusia). Banyak orang tertarik tapi tidak mau bayar harga, jika kita mau bayar harga maka semua rencana Tuhan akan terjadi dalam hidup kita.
THE HEART OF DISCIPLESHIP
Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
(Yohanes 8:31,32)
Murid sejati hidup didalam ketaatan akan pengajaran Kristus. Kasih dan ketaatan adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Tidaklah sulit untuk taat apabila kita mengasihi seseorang yang memberikan perintah tersebut. Ketaatan sebagai fondasi di dalam kehidupan kita karena Yesus mengajarkan bahwa “Setiap orang yang mendengar perkataanKu ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.”
Ganjaran ketaatan adalah hidup yang kekal, Firman Tuhan mengatakan: “Sesungguhnya barangsiapa menuruti FirmanKu, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.” (Yohanes 8:51). Ketaatan kepada Tuhan adalah bukti yang paling sempurna dari kasih yang tulus dan kasih yang tertinggi kepada-Nya.
THE LIFESTYLE OF A DISCIPLE
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yohanes 13:34-35)
Pemuridan dimotivasi oleh mengasihi satu dengan yang lainnya, sangat mustahil kalau seorang murid masih beroperasi dalam kasih yang berkalkulasi. Pengampunan merupakan salah satu bentuk mengasihi tanpa ada kalkulasi.
THE MISSION OF A DISCIPLE
Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.
(2 Timotius 2:2)
Murid-murid bukan cuma diundang untuk mengikuti Yesus, tetapi mereka juga bertanggung jawab atas pemuridan orang lain. Sebab perintah terakhir dari Tuhan Yesus adalah untuk pergi dan menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus.
Tuhan Yesus mempersiapkan orang-orang pilihan-Nya untuk sebuah misi. Kadangkala Tuhan menempatkan kita pada satu situasi untuk menyadarkan dan mengkorek kita dengan sebuah paradigma yang baru agar kita mengalami Tuhan sebagai anggur yang baru dan merajut sebuah hubungan dengan Roh Kudus sampai pada akhirnya kita mengambil sebuah komitmen sekali Yesus tetap Yesus dan kita menjadi murid yang taat dan menyerahkan hidup kepada Tuhan. Kita juga akan mengambil tanggung jawab pelayanan dan belajar rendah hati dengan tidak mengabaikan orang-orang yang tertolak dan tersisihkan serta menjadikan murid segala bangsa murid Kristus.
Menjadi murid Kristus adalah komitmen seumur hidup; setia dalam semua masa , ada harga yang harus dibayar untuk taat pada ajarannya, mengasihi orang lain, dan menjadikan orang lain sebagai murid Kristus. Pertanyaan bagi kita untuk kita renungkan, apakah kita sudah meresponi panggilan Kristus untuk mengikuti Dia atau masihkah kita ‘melarikan diri’ oleh karena banyak hal yang masih kita pegang sebagai alasan menunda? Dan, apakah kita bersedia membayar harga dan menyerahkan diri sepenuh kepada Kristus sebagai seorang murid? Tuhan Yesus memberkati. (RCH)