THE RESTING PLACE | Pdt. Timotius Arifin

Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu.  (Keluaran 17:1)

Menghadapi situasi yang terjadi saat ini banyak orang yang merasa sudah lelah, capek dan hilang semangat, tetapi Tuhan membawa kita dalam sebuah perjalanan menuju tahah yang dijanjikanNya. Belajar dari kehidupan bangsa Israel dalam perjalanan menuju tanah Kanaan yang dijanjikan Tuhan mereka berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim. Rafidim artinya the resting place (tempat beristirahat), tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu.  Jadi mulailah bangsa itu bertengkar dan menyalahkan Musa. Mereka menuntut Musa untuk memberikan mereka air untuk diminum serta mulai menyalahkan Tuhan. Bangsa itu lupa akan segala mujizat yang sudah mereka alami dalam perjalanan sebelumnya. Bahkan mungkin waktu pagi mereka masih menikmati roti manna yang Tuhan sediakan. Namun mereka begitu marah dan bersungut-sungut.

Mari kita periksa hidup kita apakah kita tetap bersukacita atau justru ikut bersungut-sungut dalam keadaan saat ini. Pemberontakan dalam Kerajaan Allah adalah dosa besar dan menimbulkan hukuman mati. Dengan kesabaranNya, Tuhan memerintahkan Musa untuk berjalanlah di depan bangsa itu dengan beberapa orang dari antara para tua-tua Israel menuju gunung batu di Horeb serta memukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum sebab Tuhan berdiri di sana.

Ketika air memancar dari bukit batu, ketika hidup kita diberkati dan dipulihkan Tuhan maka datanglah Amalek. Amalek adalah gambaran semua musuh Tuhan. Lalu Musa berkata kepada Yosua: “Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku.” Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek. Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam.

Hidup mengikut Tuhan adalah perjalanan yang penuh dengan hal-hal supernatural dan mujizat.

(15) Orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, yang menolak untung hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya, supaya jangan menerima suap, yang menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan rencana penumpahan darah, yang menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan, (16) dialah seperti orang yang tinggal aman di tempat-tempat tinggi, bentengnya ialah kubu di atas bukit batu; rotinya disediakan air minumnya terjamin. (17) Engkau akan memandang raja dalam semaraknya, akan melihat negeri yang terbentang jauh.
(Yesaya 33:15-17)

Memang ada proses yang harus kita hadapi karena hidup ini adalah ujian, tetapi kita harus berjalan sesuai dengan perintah Tuhan. Hidup ini juga sebuah peperangan yang penuh dengan tantangan. Kita harus selalu memuji Tuhan apapun yang terjadi supaya hidup kita selalu berkenan kepada Tuhan.

Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan ini membuat kita mengerti siapa Tuhan kita. Dia adalah The Resting Place, sebab dalam hadiratNya kita dipuaskan dan mengalami kemerdekaan serta damai sejahtera.

(28) Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. (29) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. (Matius 11:28-29)

Dia juga The ROCK, batu karang yang mengikuti kita dan yang memancarkan air kehidupan (1 Korintus 4:1-6). Barangsiapa minum dari air yang terpancar dari batu karang dan batu karang itu ialah Kristus maka ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.

Setelah Yosua dan bangsa Israel berhasil mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang. Tuhan berfirman kepada Musa: “Tuliskanlah semuanya ini dalam sebuah kitab sebagai tanda peringatan, dan ingatkanlah ke telinga Yosua, bahwa Aku akan menghapuskan sama sekali ingatan kepada Amalek dari kolong langit.” Lalu Musa mendirikan sebuah mezbah dan menamainya: “Tuhanlah panji-panjiku!” Ia berkata: “Tangan di atas panji-panji TUHAN! TUHAN berperang melawan Amalek turun-temurun.”

Agar kita dapat menikmati hadirat Tuhan dan mengalami rest didalam Tuhan kita harus membangun dalam diri kita:

Recharge Yourself
Kita harus mengisi kembali diri kita dengan senantiasa melekat kepada Tuhan, sebab dalam hadiratNya ada kekuatan yang baru.

Encourage Yourself
Kuatkan dan teguhkanlah hidup kita kepada Tuhan karena ia akan menguatkan hidup kita.

Share Your Burden
Bagikan beban kita kepada Tuhan karena ia akan memberi kelegaan.

Touch From Heaven
Kita membutuhkan sentuhan Tuhan yang mampu membuat kita menjadi utuh kembali.

Tuhan membawa bangsa Israel keluar dari rumah perbudakan di Mesir untuk dibawa-Nya masuk untuk memberikan kepada mereka negeri yang telah dijanjikan-Nya, tetapi mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka, karena intimidasi yang mereka terima dan  mental belalang dalam diri mereka. Alami REST dalam Tuhan sehingga kita dimampukan untuk menerima janji-janji Tuhan dalam hidup kita. Amin. (RCH).