The Source of Authority | Pdt. Christy Indra Tjiptamulja

Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga  
dan di bumi. (Matius 28:18)

Kuasa dan otoritas yang dimiliki oleh Tuhan Yesus diterima dari Bapa surgawi, karena itu sebagai anak-anakNya, maka hanya Yesuslah satu-satunya yang patut kita sembah, tidak boleh ada yang lain.

PENYEMBAHAN KEPADA KRISTUS

Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
(Matius 2:11)

Sejak lahir, Tuhan Yesus sudah disembah. Yang menyembah-Nya adalah orang-orang majus. Mereka memberikan yang terbaik yang mereka miliki. Apakah kita sudah memberikan yang terbaik yang kita punya kepada Tuhan Yesus?

Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah. (Lukas 24:52-53)

Saat Tuhan Yesus naik ke surga, mereka menyembah-Nya. Setelah itu mereka pulang ke Yerusalem dan selalu berada di Bait Allah. Selalu berada di Bait Allah bukan berarti selalu diam di gedung gereja, tetapi artinya adalah selalu berada di hadirat-Nya dan apa saja yang kita lakukan harus sesuai dengan Firman Tuhan dan memuliakan nama Tuhan.

RAGU-RAGU

Situasi dan kondisi yang kita hadapi dalam kehidupan, kadangkala membuat kita ragu-ragu untuk menyembah Dia. Beberapa tokoh dalam Alkitab pernah memiliki keraguan akan Yesus.

Kata Yesus: “Angkat batu itu!” Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: “Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati.” (Yohanes 11:39)   

Marta adalah anggota ‘seksi repot’. Ia melakukan begitu banyak aktivitas sehingga tidak bisa duduk diam di kaki Yesus. Ini adalah peringatan bagi kita, jangan sampai aktivitas pekerjaan atau hobi yang terlalu banyak, membuat kita jauh dari Tuhan dan menjadi ragu akan kuasa Tuhan Yesus.

Lagi firman TUHAN kepadanya: “Akulah TUHAN, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim untuk memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu.” Kata Abram: “Ya Tuhan ALLAH, dari manakah aku tahu, bahwa aku akan memilikinya?” (Kejadian 15:7-8)

Abraham (saat itu masih bernama Abram) pada masa itu telah meninggalkan tanah kelahirannya dan tiba di tanah Kanaan, namun ia masih ragu-ragu dan belum percaya sepenuhnya kepada janji Tuhan. Jika kita ragu, maka kita seperti kapal yang terombang ambingkan ombak dan tidak mendapat apa-apa.

Maka jawabnya kepada-Nya: “Jika sekiranya aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, maka berikanlah kepadaku tanda, bahwa Engkau sendirilah yang berfirman kepadaku. (Hakim-hakim 6:17)

Gideon ragu-ragu kepada perkataan Tuhan, karena merasa minder atas keberadaannya, namun ini adalah bentuk kesombongan yang terselubung.  

Lalu (Yohanes Pembaptis) menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?” (Matius 11:3) 

Yohanes Pembaptis adalah orang yang membaptis Yesus dan mendengar suara Bapa surgawi, namun setelah semua kejadian tersebut ia sempat meragukan Yesus sebagai Mesias. Keinginan dunia dapat membuat orang yang sudah terlibat dalam pelayanan pun dapat mundur dan meragukan Yesus.

Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” (Yohanes 10:25)

OTORITAS KRISTUS

Sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka. (Matius 7:29)

Ahli-ahli Taurat mengajar hanya dengan pengetahuan di kepala mereka, namun tanpa kuasa. Mereka suka memamerkan aktivitas agamawi mereka, misalnya dengan doa yang panjang-panjang di hadapan orang.

Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: “Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya.” (Markus 1:27)

Kita sebagai anak-anak Tuhan diberi otoritas yang sama seperti pada Tuhan Yesus, untuk mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit. Kerajaan Allah adalah kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus, ada otoritas oleh Roh Kudus.

KUASA KRISTUS

Lalu kata-Nya kepada mereka: “Di manakah kepercayaanmu?” Maka takutlah mereka dan heran, lalu berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepada-Nya?”  (Lukas 8:25)

Sebagai anak-anak Tuhan kita mendapat otoritas dan mempunyai kuasa Kristus sehingga bisa melayani orang-orang yang kekurangan, yang sakit dan sebagainya. Kita perlu berdoa dengan yakin untuk melatih iman dan menyatakan kuasa Tuhan dalam hidup kita.

Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” – lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu – : “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itupun bangun lalu pulang. (Matius 9:6-7)

Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.” (Yohanes 10:18) 

Tidak ada yang bisa mengambil kuasa Tuhan Yesus, tetapi jika kuasa yg ada pada kita tidak kita gunakan, maka akan hilang kembali.

 

TUHAN YESUS BERKUASA DAN BERPENGARUH ATAS:

ALAM

Dan heranlah orang-orang itu, katanya: “Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?” (Matius 8:27)

GEREJA  

Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu. (Efesus 1:22-23)

KUASA ILAHI  

yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga, sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya. (1 Petrus 3:22)

Tuhan Yesus adalah sumber otoritas kita. Dia menyertai dan memampukan kita untuk menyatakan otoritas Ilahi di dalam hidup kita. Amin. (VW)