The Source Of Authority | Pdt. Timotius Arifin Tedjasukmana

Ada perbedaan antara kuasa (Power) dan otoritas (Authority). Kuasa tanpa otoritas tidak sah. Kita harus diperlengkapi agar kuasa itu dapat bekerja didalam hidup kita. Authority (otoritas) berasal dari kata author – pencipta. Allah memiliki kuasa karena Ia adalah Sang Pencipta. Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Oleh sebab itu Sang Pencipta memiliki kuasa untuk menyembuhkan menciptakan organ tubuh yang baru sehingga kita menjadi sembuh. Dari kata author ini kita mendapatkan kata authority (otoritas), authorization (otorisasi) dan authenticity (keaslian).

FIRST ADAM AUTHORITY

Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:26)

Otoritas Adam adalah keaslian kita sebagai manusia yang diciptakan menurut rupa dan gambar Allah, yaitu memerintah sebagai raja atas bumi ini. Namun ketika mereka melanggar dan jatuh ke dalam dosa mereka kehilangan kuasa itu dan perlu seorang juru selamat yang mampu mengampuni dosa yaitu Tuhan Yesus Kristus. Bumi menjadi terkutuk sehingga dengan bersusah payah manusia akan bekerja untuk mencari makan.

LAST ADAM AUTHORITY

5 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!”

(10) Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” — berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu –:  (11) “Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” (Markus 2:5; 10-11)

Kuasa paling hebat bukanlah membangkitkan orang mati, tetapi mengampuni dosa. Hanya Allah yang memiliki otoritas dan kuasa untuk mengampuni dosa. Yesus mati dikayu salib menggantikan kita, sebab Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita dan ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadaNya. Dengan otoritas dari Tuhan Yesus, Dia mampu memberikan tujuan hidup yang lebih besar menurut rencanaNya. Sebagai orang percaya kitapun diberikan otoritas.

OUR AUTHORITY IN HIS NAME

Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” (Yohanes 20:22-23)

Sebagai orang yang percaya kepada Kristus yang lahir baru dan penuh Roh Kudus kita di berikan otoritas, jadi patut dipertanyakan status kekristenan kita jika kita tidak bergerak di dalam otoritas Tuhan. Hal-hal supranatural dan kehidupan yang penuh kuasa seharusnya menjadi hal yang biasa di dalam hidup kita.

THE SOURCE OF AUTHORITY

Sumber otoritas Adam langsung berasal dari sorga. Roh tanpa tubuh tidak memiliki legitimasi untuk berkuasa di bumi ini. Para imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi pernah mempertanyakan sumber otoritas Tuhan Yesus ketika Ia melakukan suatu hal yang tidak biasa yaitu mombongkar praktek korupsi di bait Allah. Yesus mengusir orang-orang yang berjual beli, pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan membalikkan meja-meja  penukar uang di dalam bait Allah (Yohanes 2:13-19; Matius 21:9-27). Yesus berkata: “Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.” Yesus dan Bapa adalah satu dan Dialah sumber otoritas itu. Ketika Roh Kudus memenuhi hidup kita maka kita diberikan otoritas yang sama seperti Yesus.

Setelah hari raya Pentakosta, murid-murid melayani dengan penuh kuasa dan keberanian, tiga ribu orang bertobat dan orang sakit di sembuhkan. Banyak orang yang bertobat dan mengikut Tuhan Yesus sehingga kuasa merekapun dipertanyakan. Di hadapan sidang mahkamah agama Petrus dan Yohanes mulai diperiksa dan ditanya: “Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?” Maka Petrus menjawab dengan penuh kuasa dan penuh dengan Roh Kudus bahwa dalam nama Yesus Kristus ia mampu menyembuhkan orang sakit.

THE KEY TO SUCCESS IN LIFE IS SUBMISSION TO AUTHORITY.

Kunci untuk sukses dalam kehidupan ini adalah tunduk kepada otoritas. Demikian sebaliknya, kita akan gagal di dalam hidup kita jika kita memberontak pada otoritas. Ketika ada kingdom order maka hidup kita akan diberkati. Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.” Yesus berkata kepadanya: “Aku akan datang menyembuhkannya.” Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. (Matius 8:5-13). Perwira di Kapernaum ini sangat mengerti akan otoritas dan mengenali otoritas yang lebih tinggi yang dimiliki Yesus. Untuk menerima otoritas kita harus tunduk kepada otoritas yang lebih tinggi. Mari kita periksa hidup kita mengapa pintu-pintu masih tertutup dan hidup kita tidak ada kuasa karena kita masih memberontak terhadap otoritas. Tuhan Yesus memberkati. (RCH)