Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.
Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah,
di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran
dan hinggap pada mereka masing-masing. (Kisah Para Rasul 2:1-3)
Kitab Kisah Para Rasul sesungguhnya adalah kitab tentang perbuatan-perbuatan Roh Kudus yang dilakukan melalui orang-orang percaya. Di Kisah Para Rasul 2:6 dalam bahasa aslinya tidak disebutkan hanya rasul-rasul, tetapi semua orang percaya yang berbicara dalam bahasa-bahasa baru tentang perbuatan-perbuatan Tuhan yang besar. Saat mereka bersehati dan duduk menantikan janji Tuhan, maka kuasa Roh Kudus dicurahkan dengan luar biasa. Mereka menjadi manusia yang baru. Petrus yang tadinya ketakutan bahkan menyangkal Yesus, tampil menjadi seorang pemberani yang berdiri dan berbicara di hadapan ribuan orang.
Kunci untuk menerima urapan Roh Kudus:
Kesatuan/Unity
Unity adalah kesatuan sebagaimana sepasang suami istri. Suami dan istri tentu berbeda satu dengan yang lain, namun ketika mereka ada dalam kesatuan maka keberadaan mereka menjadi sebuah harmoni yang indah.
Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya. (Mazmur 133:1-3).
Indah dalam bahasa Inggrisnya ‘pleasant’ artinya menyenangkan sebagaimana sorga di bumi. Kerukunan mendatangkan berkat. Urapan Roh Kudus diberikan kepada putra-putri Kerajaan Allah yang hidup dengan rukun. Unity harus dimulai dari kerukunan suami istri dalam rumah tangga. Ketika ada kerukunan di antara orang percaya, yaitu dalam kesatuan hati (in one accord) maka kuasa Roh Kudus akan dicurahkan.
Kekudusan
Kekudusan artinya dipisahkan dari dunia untuk dipakai bagi kepentingan kerajaan Allah. Harun adalah imam besar yang menerima pengurapan dengan minyak yang kudus. Hari raya Pentakosta adalah pentahbisan Yesus sebagai Raja dan Imam Besar Agung.
“Ambillah rempah-rempah pilihan, mur tetesan lima ratus syikal, dan kayu manis yang harum setengah dari itu, yakni dua ratus lima puluh syikal, dan tebu yang baik dua ratus lima puluh syikal, dan kayu teja lima ratus syikal, ditimbang menurut syikal kudus, dan minyak zaitun satu hin. Haruslah kaubuat semuanya itu menjadi minyak urapan yang kudus, suatu campuran rempah-rempah yang dicampur dengan cermat seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah; itulah yang harus menjadi minyak urapan yang kudus. (Keluaran 30:23-25).
Minyak urapan terbuat dari bahan-bahan pilihan. Demikian juga orang yang menerima pengurapan, akan dikhususkan untuk hidup di dalam kebenaran. Mur adalah obat penghilang rasa sakit untuk melenyapkan rasa sakit, kepahitan dan dendam. Kayu manis adalah pembunuh bakteri untuk membunuh sifat dengki dan iri hati. Tebu manis melambangkan kemurahan hati. Kayu teja gambaran semangat yang menyala-nyala. Dan juga minyak zaitun adalah gambaran kesembuhan.
Kedewasaan
Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. (Mazmur 133:2).
Janggut adalah tanda kedewasaan. Tujuan (goal) kita adalah kedewasaan, kemuliaan, kesempurnaan. Dan ini dimulai dengan pengurapan Roh Kudus dalam hidup kita. Orang yang diurapi oleh Roh Kudus pasti senantiasa membangun, menasehati, menghibur, dan melayani, bukannya untuk menuduh atau menghakimi orang berdosa, karena Holy spirit is a gentleman Spirit.
Kehausan
Semakin sederhana seseorang, maka semakin mudah diurapi oleh Roh Kudus. Karena rahasia untuk menerima urapan adalah memiliki rasa haus. Tugas kita sebagai orang percaya hanyalah menerima. Ungkapan dari gunung Hermon ke bukit-bukit Sion menggambarkan bahwa Roh Kudus dicurahkan dari Sorga ke tempat-tempat yang gersang. Dari sumber yang berlimpah-limpah ke tempat yang berkekurangan. Kita harus memiliki memiliki rasa haus, seperti tanah gersang merindukan curahan air hujan.
“Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya. (Yohanes 7:37-39).
Aliran air adalah kunci kehidupan. Di daerah Israel berlaku prinsip‘no water no life’. Aliran kuasa Roh Kudus adalah kunci kehidupan kita. Bahkan seperti dinubuatkan di Yehezkiel pasal 37, maka tulang-tulang kering yaitu bangsa Israel akan dihidupkan kembali. Kerajaan Israel yang terpecah akan dipersatukan kembali dan mereka akan dibawa pulang dari negeri-negeri pembuangan kembali ke tanah pusaka nenek moyang mereka yaitu tanah Israel.
Ketika Roh Kudus dicurahkan ke dalam hidup kita, maka kita seperti diberi jubah yang baru, yang membuat kita menjadi manusia baru yang penuh kasih, penuh kuasa dan penuh otoritas dari Tuhan untuk melakukan perkara-perkara ajaib bagi kemuliaan nama Tuhan. Amin. (VW)