The Year of Kingdom Influence | Pdt. Timotius Arifin Tedjasukmana

Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya. (Matius 13:33)

Secara penanggalan Yahudi, kita masih di tahun 5784 (dp – Pei Daleth). Huruf p – pei adalah gambaran mulut dan ddaleth adalah gambaran pintu. Oleh sebab itu kita percaya bahwa di tahun yang baru akan ada pintu-pintu yang dibukakan Tuhan bagi hidup kita. Tidak semua orang akan mengalami pintu yang terbuka, kuncinya adalah kerendahan hati dan senantiasa menjaga mulut kita dari perkataan yang sia-sia. Kita juga harus taat kepada Tuhan dan mendengarkan suara Roh Kudus sehingga ada kemuliaan dan hormat (glory and honor)  yang  terpancar sehingga orang lain bisa melihat Tuhan yang ada dalam hidup kita dan hidup kita menjadi pengaruh bagi dunia.

Tuhan Yesus memberikan perumpamaan bahwa untuk menjadi pengaruh adalah menjadi seperti ragi. Ragi tidak keren dan menakutkan, tetapi ragi tidak pernah terintimidasi oleh besarnya adonan. Tidak dibutuhkan banyak ragi untuk mengembangkan adonan yang besar. Untuk mengaktivasinya diperlukan tekanan dan dipanggang di dalam api sehingga khamir seluruhnya. Ragi tidak akan berfungsi jika masih di dalam kemasannya, oleh sebab itu untuk bisa menjadi pengaruh kita harus keluar dari zona nyaman kita dan ke luar ke marketplace. Ragi tidak pernah menjadi adonan, dia tetap menjadi ragi yang mempengaruhi seluruh adonan. Demikian juga dengan hidup kita, kita harus keluar dan menjadi pengaruh baki dunia. Kita ada di dunia, tetapi tidak menjadi bagian dari dunia ini melainkan menyatakan nilai-nilai dan budaya kerajaan Allah kepada dunia ini.

Ragi juga digambarkan sebagai sesuatu yang buruk, oleh sebab itu Tuhan Yesus juga memperingatkan murid-murid-Nya untuk berhati-hati dan waspada terhadap ragi yang buruk atau ragi yang tidak baik. Yang pertama adalah Ragi Farisi (Matius 16:6), yaitu ragi agamawi yang menganggap diri lebih benar dengan memandang rendah orang lain. Yang kedua adalah dan ragi Saduki (Matius 16:6), yaitu seperti orang Saduki yang tidak percaya kepada kebangkitan, karunia-karunia roh, malaikat dan hal-hal supranatural lainnya. Yang ketiga adalah ragi Herodes (Markus 8:15), yaitu ragi politik yang menggunakan cara-cara politik kotor dan merujuk pada jiwa sekularisme serta keduniawian. Dan yang keempat adalah ragi Korintus (1 Korintus 5:6-8), yaitu ragi percabulan dan imoralitas dimana orang Korintus adalah orang-orang yang penuh dengan karunia-karunia Roh, namun karakternya tidak baik, pezinah, tamak dan kikir. Mari kita tinggalkan ragi yang buruk di akhir tahun ini dan ragi yang baik sehingga hidup kita menjadi pengaruh bagi dunia sebagaimana ragi yang sedikit akan mengkhamirkan seluruh adonan.

Oleh sebab itu agar hidup kita dapat menjadi pengaruh, kita harus mengerti beberapa hal berikut ini yaitu

Naturally Supernatural

Gereja dan pengikut Kristus adalah super natural, karena Roh Kudus turun atas hidup kita dan memenuhi kita dengan kuasaNya sehingga hidup kita menjadi berpengaruh. Firman Tuhan mengatakan bahwa dengan iman sebesar biji sesawi saja mampu memindahkan gunung. Ada Kristus dalam hidup kita sehingga kita tidak saja memiliki pengetahuan dan hikmat tetapi dampak yang besar melalui hidup kita.

 

 

Obidience is the Key

Agar hal-hal super natural bisa dinyatakan di dalam hidup kita maka kuncinya adalah ketaatan kepada Roh Kudus. Roh Kudus adalah kehidupan Allah yang ada di dalam hidup kita, oleh sebab itu hidup kita harus senantiasa dipimpin oleh Roh Kudus dan kita taat mendengar suaraNya.

WWW (Words – Worship – Warfare)

Words

Untuk mengaktifkan kuasa Tuhan adalah dengan perkataan. Dengan perkataan Firman-Nya Tuhan Yesus menyembuhkan yang buta, tuli dan berbagai sakit penyakit lainnya, Ia juga membangkitkan Lazarus yang mati hanya dengan perkataan. Bahkan dunia dan segala sesuatu yang ada didalamnya diciptakan hanya  dengan Firman-Nya. Sebagai warga kerajaan kita harus memenuhi hidup kita dengan Firman Tuhan sehingga perkataan kita pun punya kuasa, oleh sebab itu kita juga harus berhati-hati dengan apa yang kita ucapkan.

 

Worship

Pujian dan penyembahan hanya untuk Sang Raja sebab Dialah satu-satunya Allah yang Kudus yang telah memanggil kita menjadi kudus di dalam seluruh hidup kita (1 Petrus 1:15-16). Jika yang lain mengajarkan untuk menjadi baik dan sopan, hanya pengikut Kristus yang dituntut untuk hidup kudus karena Allah kita adalah Allah yang Kudus.

 

Warfare

Peperangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu kita harus mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kita dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kita menyelesaikan segala sesuatu. Perlengkapan senjata Allah itu adalah berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera, perisai iman, ketopong keselamatan dan pedang roh. (Efesus 6:10-20). Di dalam peperangan Rohani kita harus mengerti siapa Tuhan kita, siapa diri kita dihadapan Allah dan siapa musuh kita.

Rasul Petrus juga memperingatkan kita hal-hal yang menghalangi kita untuk menjadi pengaruh, ia berkata: “Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah. Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan”.  Surat Rasul Petrus ini ditujukan kepada orang-orang Yahudi yang menerima Yesus dan mereka mengalami diaspora serta aniaya, mereka dituntut untuk hidup yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain disekitar mereka. Air susu juga menggambarkan pengajaran Firman Tuhan yang murni. Kita telah dibeli dengan harga yang mahal untuk dijadikan imamat yang  kudus, menjadi milik kesayangan Tuhan yang dijaga baik-baik. Jadi jangan kuatir dengan hidup kita. Sebagai imamat kudus kita mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. Kita adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Petrus 2:9). Amin (RCH).