Bacaan Setahun:
Za. 8-9
Mrk. 11
TIDAK PUNYA PENDIRIAN
“Akan tetapi, jika kamu menganggap bahwa tidak baik beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah: allah yang disembah nenek moyangmu di seberang Sungai Efrat, atau allah orang Amori yang kamu diami negerinya. Akan tetapi, aku dan seisi rumahku akan beribadah kepada TUHAN.” (Yosua 24:15)
Sebuah kisah klasik tentang tantangan memiliki pendirian yang teguh dari cerita seorang peternak ayam yang ingin juga menjadi penjual telur ayam di pasar tradisional. Saat ia membawa telur ayam di pasar untuk dijual dan menemukan sebuah tempat yang dirasa cocok untuk menjual, setelah menata keranjang telurnya, maka ia meletakkan sebuah tulisan penunjuk “ Di sini jual telur ayam segar” menggunakan sebuah kapur tulis pada sebuah papan tulis kecil. Lewatlah seorang melintasi penjual tersebut, dan saat melihat tulisan tersebut, Ia berkata, “Pasti telur yang Anda jual bukan telur yang baik sehingga Anda coba menipu dengan menulis kata segar di sana”. Maka si penjual pun menghapus kata segar sehingga tertinggal tulisan “Di sini jual telur ayam“. Orang kedua lewat dan berkata, Kami sudah tahu posisi Anda di sini, di pasar, dan bukan di sana. Maka si penjual menghapus kata di sini dan tersisa kalimat: “Jual telur ayam”. Lewatlah seorang ibu yang kemudian berkata, “Semua sudah tahu kalau di pasar pasti Anda menjual”, maka si penjual menghapus kata jual dan tersisa kalimat ‘telur ayam’. Kemudian lewatlah seorang nenek yang kemudian berkomentar juga, “Semua orang tahu kalau jenis itu pasti telur ayam bukan telur bebek.“ Maka kembali sang penjual menghapus kata ayam, sehingga tersisa kata terakhir ‘Telur’. Terakhirlah seorang anak kecil yang merasa lucu melihat tulisan tersebut dan berkata.. “Aku tahu itu telur bukan kentang”, maka kata terakhirpun juga terhapus.
Apa yang kita rasakan berkaitan dengan refleksi cerita di atas? Berapa banyak kita seringkali merasa tidak punya pendirian, atau pendirian kita ditentukan oleh kata orang lain. Firman Tuhan hari ini menggambarkan bahwa Yosua memutuskan menetapkan pendiriannya berdasarkan keyakinannya kepada Allah bukan karena kekuatan mentalnya, melainkan karena melihat berbagai karya Allah dalam hidup, dan kepemimpinannya. Yosua bahkan memberi pilihan bebas kepada bangsa Israel untuk memilih jalan iman mereka, tetapi Yosua dan seluruh keluarganya memutuskan untuk mengasihi Allah, artinya pendiriannya tidak dipengaruhi oleh suara mayoritas.
Bagaimana dengan kita? Siapkah kita tetap dengan pendirian kita untuk percaya dan berpegang hanya kepada Yesus Kristus Tuhan. Orang di sekitar bahkan mungkin orang terdekat kita, atau rekan kerja, calon pasangan hidup kita menawarkan iman atau kebenaran yang lain. Bertahankah pendirian kita? (HA)
Questions:
1. Apa pendapat anda tentang orang yang plin plan?
2. Sudahkah Anda memantabkan pendirian bahwa Yesus Kristus satu-satunya Tuhan dan Juruselamat pribadi Anda dan keluarga Anda? Apa yang akan Anda lakukan?
Values:
Seorang warga Kerajaan akan memiliki pendirian yang kuat terhadap iman bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamatnya.
Kingdom Quote:
Kedewasaan dan kekuatan seseorang ditunjukkan melalui kekuatan pendiriannya akan kebenaran.