TIKHIKUS

TIKHIKUS 

Bacaan Setahun: 
Ima. 5-6 , 1 Yoh. 2 

“Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” (1 Petrus 4:10)

Firman Tuhan menyatakan bahwa sebagai hamba-hamba Tuhan kita harus saling melayani sesuai dengan karunia yang telah kita terima sehingga kita menjadi seorang pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. Seorang pengurus yang baik dari kasih karunia Allah adalah seorang yang setia dan dapat dipercaya. Ketika kita membaca judul renungan ini mungkin kita bertanya apa itu ‘tikhikus’ atau siapa dia? Tikhikus adalah salah seorang murid dari Rasul Paulus, dia tidak setenar Timotius dan Titus, tetapi dari Tikhikus kita dapat belajar bagaimana menjadi seorang hamba Tuhan yang setia dengan karunia yang dipercayakan. Bahkan Rasul Paulus sendiri menyebut bahwa Tikhikus adalah pelayan yang setia di dalam Tuhan (Efesus 6:21). Hal-hal apa saja yang dapat kita pelajari dari kehidupan Tikhikus agar kita dapat menjadi seorang yang setia dan sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah? Yang pertama, Tikhikus adalah seorang yang dapat dipercaya. Tugas Tikhikus adalah pengantar surat-surat Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus dan di Kolose. Tentunya Rasul Paulus tidak sembarangan mempercayai seseorang untuk membawa surat-suratnya jika orang tersebut tidak setia. Sejak perjalanan misi yang pertama dan ketika ada di penjara, Tikhikus setia menemani Rasul Paulus.

Yang kedua, Tikhikus adalah seorang yang bersemangat dan penuh antusias. Tikhikus bukan saja seorang pengantar surat, namun Tikhikus juga dapat memberikan semangat, kekuatan dan penghiburan kepada jemaat di Efesus (Efesus 6:22). Karena Tikhikus adalah seorang kepercayaan Rasul Paulus dan ia seorang yang penuh semangat dan antusias maka nasehatnya pun bisa diterima oleh jemaat di Efesus.

Yang ketiga, Tikhikus adalah seorang yang rendah hati. Tikhikus bersedia mengisi kekosongan rekan sepelayanan yang sedang tidak di tempatnya. Dia ditunjuk oleh Rasul Paulus untuk menggantikan posisi Timotius (2 Timotius 4:12) dan juga Titus (Titus 3:12). Diperlukan kerendahan hati untuk dapat dipercaya sebagai orang “cadangan” dalam pelayanan. Tikhikus tidak berkecil hati, namun sebaliknya dia membuktikan bahwa sekalipun dia seorang hamba Tuhan ‘sementara saja’, dia melakukan dengan bertanggung jawab dan benar .

Melalui kisah Tikhikus seorang pengantar surat Rasul Paulus yang tidak dikenal dan besar seperti Timotius dan Titus, tetapi hidupnya telah menjadi berkat bagi jemaat-jemaat yang dikunjunginnya dan hamba Tuhan lain serta menjadi salah seorang kepercayaan Rasul Paulus. Marilah kita setia dengan karunia dan talenta yang Tuhan percayakan kepada kita sekalipun pelayanan kita tidak terlihat atau dipandang orang sehingga kita layak disebut seorang pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. (RSN)

Questions:
1. Apa tugas dan pelayanan yang dipercayakan dalam hidup kita saat ini?
2. Bagaimana kita dapat menjaga kesetiaan dengan karunia dan talenta yang sudah Tuhan percayakan kepada kita

Values:
Belajar dari kehidupan Tikhikus, dia mampu menjadi seorang yang dapat dipercaya, bersemangat dan penuh antusias karena dia adalah seorang yang rendah hati

Kingdom Quotes:
Kesetiaan kita di dalam pelayanan teruji ketika berada di tempat yang tidak terlihat dan dipandang orang.