Mari kita akan bersama-sama belajar sesuai tema bulan ini yaitu Love One Another yaitu mengasihi satu dengan yang lain. Kita akan membaca ayat di Yohanes 13:34-35 yaitu Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”
Apa tujuan Allah dari memberi perintah saling mengasihi kepada manusia?
Supaya orang tahu bahwa kamu adalah murid-Ku (murid Tuhan Yesus). Apa tanda seorang murid? Murid itu mau diajar, mau berubah dan mau memperbaiki diri. Inilah yang Tuhan inginkan dalam hidup kita. Salah satu murid Tuhan Yesus yaitu Petrus datang dan bertanya kepada Sang Guru, Tuhan Yesus. Dalam Matius 18:21-22, Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
Lalu Sang Guru, Tuhan Yesus mengajar murid-murid tentang mengasihi sesama melalui suatu cerita tentang Hamba yang Berhutang
Matius 18:23-27, “Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.”
Ayat tersebut menceritakan ada seorang hamba yang berhutang 10.000 talenta kepada seorang raja. Hamba ini tidak mampu membayar hutangnya yang begitu banyak. Sekalipun ia menjual dirinya beserta anak-isterinya dan seluruh hartanya tidak akan cukup untuk melunasi hutangnya. Hamba itu sujud menyembah raja memohon belas kasihan raja. Maka diceritakan bahwa Sang Raja itu tergerak hatinya oleh belas kasihan dan hutang hamba itu dibebaskan dan seluruh hutangnya dihapus. 1 talenta = 6000 dinar. 1-dinar adalah upah orang bekerja dalam satu hari. Maka hutang hamba tersebut sebesar 10.000 x 6.000 dinar x upah satu hari pekerja (mis. Rp. 75.000,-) maka hutangnya sebesar 4,5 triliun.
Tindakan Kasih Sang Raja sama seperti Tindakan Bapa Sorgawi kepada Kita. Tindakan raja yang diceritakan oleh Tuhan Yesus itu sama seperti tindakan Bapa sorgawi kepada kita orang yang berdosa (=berhutang). Lalu Bapa mengutus Anak-Nya yang Tunggal datang ke dunia untuk menebus segala hutang dosa umat manusia. Tuhan Yesus mengorbankan Diri-Nya, rela disalib di Kalvari untuk menebus dosa kita sehingga seluruh hutang kita sudah dilunaskan dengan darah Yesus yang mahal. Kita yang percaya kepada-Nya dibebaskan dan dihapuskan dari segala dosa.
Kisah selanjutnya dalam Matius 18:28-30 diceritakan bahwa hamba yang sudah dibebaskan dan dilunaskan hutangnya oleh raja memiliki sahabat yang berhutang 100 dinar kepadanya. 100-dinar x upah bekerja dalam satu hari (mis. Rp. 75.000) maka hutang sahabatnya itu hanya Rp. 7.500.000,- saja. Begitu jauh jumlahnya dibandingkan dengan hutangnya yang sudah dibebaskan oleh raja. Hamba ini seharusnya dapat meneladani Sang Raja yaitu mengasihi sahabatnya itu. Namun yang terjadi sebaliknya sahabatnya tersebut dimasukkan ke dalam penjara olehnya.
Kawan-kawan hamba itu melihat peristiwa yang dilakukan oleh hamba itu kepada sahabatnya. Kita baca di Matius 18:31-33 tertulis, “Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau.”
Hamba itu disebut sebagai hamba yang jahat karena seharusnya dia mengasihani sahabatnya seperti Sang Raja mengasihaninya. Akibat dari tidak mengasihi Tuhan Yesus menceritakan dalam Matius 18:34 “Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.”
Akibat dari perbuatan hamba yang tidak mengasihi sahabatnya maka raja menjadi marah dan menyerahkan hamba yang jahat itu kepada algojo sampai hutangnya lunas.
Suatu Peringatan bagi Kita dalam Matius 18:35 “Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”
Saudara-saudaraku, marilah kita jangan membuang kesempatan untuk berbuat kasih antar sesama, karena tindakan mengasihi sesama akan berdampak kepada diri kita sendiri.
Matius 6:14-15, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Tindakan mengasihi adalah jembatan agar hidup kita dipulihkan. Mengampuni dalam Bahasa Inggris “forgive” Jika kita pisahkan maka ada dua kata “for” dan “give” artinya untuk – memberi. Mari berikanlah, lepaskan pengampunan, lepaskan kasih kepada orang-orang yang menyakiti saudara. Allah sanggup memberikan pemulihan 2x lipat.
Marilah saudara-saudara ambillah kesempatan yang Tuhan berikan untuk mengasihi sesama. Mintalah kesanggupan dari Roh Kudus untuk memampukan kita dapat mengampuni dan mengasihi sesama kita. Tuhan Yesus memberkati. (RJ)