Transforming People’s Paradigm | Pdt. Eluzai Frengky Utana

Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu  berkumpul untuk
memecahkan roti dan berdoa.
(Kisah Para Rasul 2:41-42)

Sebagai ciptaan yang mulia, maka paradigma kita harus serupa dengan apa yang ada dalam pikiran Kristus, sehingga di mana pun kita ditempatkan Tuhan, hidup kita bisa memberi pengaruh yang bisa mengubahkan paradigma orang-orang di sekitar kita.

HAL-HAL YANG PERLU KITA LATIH DAN HIDUPI:

MENYADARI BAHWA KITA SUDAH DIBERI PIKIRAN KRISTUS

Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. (Kisah Para Rasul 2:41)

Perjalanan kelahiran baru membawa kita kepada keputusan untuk mematikan keinginan daging, keinginan diri sendiri dan tidak menghidupi sistem dunia atau kerajaan kegelapan. Ketika dibaptis di dalam air artinya masa lalu kita sudah dikuburkan dan kita memutuskan untuk memulai hidup yang baru di dalam kebenaran.

“Sebab: ”Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?” Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.” (1 Korintus 2:16)

Bagi orang yang sudah dibaptis, kehadiran Tuhan memenuhi hidupnya di manapun dia berada. Jika kita menyadari hal ini, berarti kita sudah memiliki pikiran Tuhan. Namun kesadaran ini tidak selalu ada dengan sendirinya, sehingga perlu terus dilatih. Dan kesadaran saja tidaklah cukup, kita harus melatih pikiran kita bahwa Yesus sudah menguasai hidup kita. Jika pikiran kita semakin terlatih, maka kata-kata kitapun akan semakin serupa dengan Kristus. Jika kata-kata kita semakin serupa dengan Kristus, maka perilaku kita pun akan semakin serupa dengan Kristus. Perilaku kita kemudian akan berkembang menjadi habit kerajaan Allah, yang pada akhirnya menjadi karakter kerajaan Allah. Karakter inilah yang menentukan hidup kita saat ini dan di masa mendatang.

Beberapa contoh pola pikir kerajaan Allah yang harus kita latih: ‘untuk hidup kita harus mati, untuk menjadi pemimpin kita harus menjadi pelayan, untuk menerima kita harus memberi, sebelum berbicara kita harus THINK (pikirkan) apakah yang mau kita katakan itu True (benar), Helpful (menolong), Inspiring (menginspirasi), Necessary (perlu), Kind (baik)?’

ADA PERSEKUTUAN DAN PEMURIDAN

Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. (Kisah Para Rasul 2:42)

Kita perlu membangun keintiman dengan Tuhan dan juga dengan tubuh Kristus. Persekutuan di komsel membantu kita menghadapi pergumulan hidup, karena banyak hal tidak terjawab di ibadah raya. Di dalam komsel kita bisa belajar dari orang lain, bagaimana mereka telah menang menghadapi pergumulannya atau saat mereka melakukan kesalahan. Pemuridan membantu untuk menguatkan iman kita. Melalui proses pemuridan di komsel, keterlibatan di pelayanan akan menolong kita untuk mengenali talenta-talenta.

HIDUP DI DALAM TANDA-TANDA AJAIB

Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.   (Kisah Para Rasul 2:43)

Karena Kristus ada di dalam kita, maka kita telah diberi otoritas, yaitu hak untuk menggunakan kuasa. Ini perlu dilatih. Setiap kali ada impresi dari Roh Kudus, maka harus berlatih untuk mentaatinya. Tanggung jawab kita adalah terus berlatih untuk menyalurkan kuasa dan tanda-tanda ajaib.

KITA BUKAN PEMILIK TETAPI PENGELOLA

Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. (Kisah Para Rasul 2:44-45)

Hal ini bukan hanya tentang materi atau keuangan, tapi juga meliputi aspek roh, jiwa dan fisik. Kita harus berlatih melibatkan Tuhan dalam setiap aktivitas kita, sehingga kita mengerti kehendak-Nya dalam setiap aspek tersebut, karena kita hanyalah pengelola. Latihlah agar tujuan hidup kita digenapi yaitu mewujudkan gambar Tuhan dan menjadikan hidup kita berarti.

MEMILIKI KOMITMEN DAN KONSISTENSI

Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.  (Kisah Para Rasul 2:46-47)

Kita mempunyai perjanjian dengan Tuhan yang sudah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita. Karena itu latihlah diri kita untuk memiliki komitmen dan konsistensi. Ada harga yang harus dibayar agar kita bertumbuh dan berbuah tetap.  Kadang zona nyaman kita terganggu saat kita sedang berlatih untuk berkomitmen dan konsisten. Ke mana saja kita pergi, permasalahan akan tetap ada. Tetaplah konsisten untuk melakukan Firman Tuhan. Amin. (VW)