TUHAN MEMBERIKAN PERINTAH BARU!
Bacaan Setahun:
1 Taw. 15, Maz. 68, Yoh. 16
“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi” (Yohanes 13:34-35)
Jargon dalam dunia politik sering mengatakan, “Tak ada kesetiaan yang abadi, yang ada adalah kepentingan yang abadi.” Ini mencerminkan bahwa cinta atau kesetiaan manusia dalam dunia umumnya bersifat oportunis, memilih mana yang paling menguntungkan. Inilah “Artificial Love.”
Rasul Paulus juga mengingatkan jemaat di Korintus, yaitu komunitas jemaat Kristen di kota modern Korintus. Ternyata, mereka juga terpengaruh pola pikir dunia pada saat itu. Meskipun orang Kristen, mereka sering terlibat pertengkaran dan bahkan berperkara di pengadilan. Inilah sebabnya Rasul Paulus memberikan nasihat kepada mereka sebagai berikut: “Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?” (1 Korintus 6:7)
Nasihat Rasul Paulus di atas mengisyaratkan bahwa sebagai orang Kristen, kita seharusnya siap diperlakukan tidak adil, siap dirugikan. Sehingga kalimat “Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan?” adalah kalimat yang wajar di mana setiap orang Kristen seharusnya ‘suka menderita ketidakadilan.’
Namun, jika hari ini kita tidak suka dan tidak siap dirugikan, itu berarti kualitas kasih murid Kristus di gereja sama dengan kualitas kasih dunia, yaitu “Artificial Love.” Sehingga dunia tidak dapat melihat “True Love” atau “Unconditional Love,” yaitu cinta tanpa syarat yang dilakukan oleh Yesus.
Itulah sebabnya Yesus memberikan perintah yang baru kepada murid-murid-Nya sebelum Ia meninggalkan mereka, yaitu saling mengasihi dengan kualitas kasih Kristus. Pertanyaannya adalah, apakah konsep saling mengasihi benar-benar baru? Sehingga Yesus menganggapnya sebagai perintah yang baru? Saling mengasihi secara harfiah bukanlah perintah yang baru, karena sudah ada dalam Perjanjian Lama. Namun, pada zaman Yesus, makna saling mengasihi telah terkikis, mereka hanya mengasihi jika orang lain juga mengasihi.
Jika tidak ada keuntungan timbal balik, maka cinta ditinggalkan, ini adalah “Artificial Love.” Sehingga perintah yang baru di sini bukanlah tentang tindakan baru, melainkan kualitas baru! Perintah mengasihi dengan kualitas baru berarti mengasihi dengan kualitas Kristus, yaitu bersedia berkorban, siap dirugikan, dan siap diperlakukan tidak adil. (DD)
Questions:
1. Apakah saling mengasihi adalah perintah yang benar-benar baru?
2. Apa yang sebenarnya baru dalam perintah ini?
Values:
Tanpa mengalami kasih Sang Raja, kita tidak akan mampu mengasihi dengan kualitas Sang Raja.
Kingdom’s Quotes:
Cinta alami manusia adalah: “Jika ada uang, Abang kusayang; jika tak ada uang, Abang kutendang.”