TUJUAN ALLAH MEMANGGIL KITA

TUJUAN ALLAH MEMANGGIL KITA 

Bacaan Setahun: 
Mzm. 126 
Ezra 3-5 
2 Kor. 13 

“Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan Roh-Nya yang kudus kepada kamu” (1 Tesalonika 4 : 7-8).

Ayat penghantar kita relevan dengan 1 Petrus 2 : 9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. Ini adalah misi Tuhan mengapa Ia memanggil kita.

Kita dipanggil tujuannya bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. Hal ini disebabkan karena kita ini sudah dipisahkan dan dikuduskan. Otomatis hidup kita sudah tidak lagi sama seperti sebelum kita dipanggil. Kita tidak lagi mengenakan paradigma yang lama, melainkan paradigma yang baru yaitu METANOIA. Dengan mengenakan paradigma yang baru maka kita akan memahami bahwa hidup kita ini milik Tuhan, jadi semua yang Tuhan mau harus menjadi kerinduan kita juga untuk melakukannya, termasuk hidup di dalam kekudusan. Kalau kita menolak melakukannya, berarti kita menolak panggilan Tuhan dalam hidup kita.

Banyak orang menganggap bahwa dirinya ‘dipaksa’ untuk hidup kudus. Apakah Allah suka memaksa? Tidak! Ia memanggil, memilih, memisahkan kita dari gelap kepada terang, itu tujuan-Nya. Namun, Ia memberikan kehendak bebas kepada kita apakah mau mentaatinya atau tidak. Ketika kita memilih mentaati-Nya, maka hidup kita akan dipakai-Nya menjadi berkat bagi banyak orang. Ketika kita bersaksi menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan yang besar di dalam hidup kita, orang akan percaya karena mereka melihat perubahan itu memang terjadi di dalam diri kita. Itulah sebabnya ada ayat yang berkata: “….mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan…”, artinya, karena ada perubahan dalam karakter kita, sikap kita, perbuatan kita setelah menghidupi panggilan Allah, maka orang lain pun merasakan dampaknya, dan mereka dapat dimenangkan.

Marilah kita meresponi dengan antusias panggilan Allah di dalam kehidupan kita. Bukan karena terpaksa, melainkan karena kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Bila kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, maka perintah-Nya tidak berat untuk ditaati dan dilakukan. Jangankan bersaksi, untuk hidup kudus pun tidak berat kita lakukan. Jadi, melakukan apa yang kudus bukan masalah sanggup atau tidak sanggup, melainkan mau atau tidak mau. Percayalah, di mana ada kemauan maka di situ pasti ada kesanggupan dari Tuhan. (LA)

Questions:
1. Apa tujuan Allah memanggil kita?
2. Bagaimana caranya kita tahu seseorang meresponi panggilan Tuhan?

Values:
Setiap Warga Kerajaan memiliki free will, apakah mau meresponi panggilan Allah dengan benar atau tidak.

Kingdom Quote:
Memahami tujuan Allah memanggil kita akan mengubah paradigma kita mengenai hidup kudus.