(5) Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu. (6) Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, (7) sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya. (8) Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu. (1 Tesalonika 1:5-8)
Latar belakang ayat ini adalah ketika Rasul Paulus bersama beberapa rekan sepelayanannya mengunjungi Tesalonika dan mendirikan Jemaat di sana. Dalam menunaikan tugas pelayanannya, Rasul Paulus bergantung dan mengandalkan kekuatan dari Roh Kudus yang berperan utama dalam kehidupannya. Di tengah kondisi penganiayaan dan tekanan, Jemaat di Tesalonika dapat bertahan dalam imannya oleh karena peran Rasul Paulus dan rekan-rekannya sebagai mentor yang memuridkan dalam penggembalaan.
Melalui karya pelayanan tersebut, Rasul Paulus dan rekan-rekannya menjadi teladan bagi orang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya. Oleh karena pemuridan, maka muncul keteladanan yang diberikan. Sungguh luar biasa bagaimana orang percaya di Tesalonika mempertahankan imannya melalui pemuridan yang dibina oleh Rasul Paulus dan rekan-rekannya. Rasul Paulus berpesan kepada Jemaat di Tesalonika untuk tidak takut dan menyatakan imannya sebagai bentuk keteladanan bagi semua orang.
Orang percaya perlu diperlengkapi oleh kuasa Roh Kudus dan kuasa-Nya itu menjadi pertahanan yang kokoh dan utama dalam kehidupan kita. Apabila kita mengandalkan kekuatan dan kehendak pribadi, hal itu tidak akan terjadi sebab tidak sesuai dengan kehendak Allah. Oleh sebab itu sebagai Ambasador Kerajaan Allah kita harus meng-upgrade diri agar kita bisa menjalankan tugas atau perintah sebagai orang percaya yaitu menggenapi Amanat Agung Yesus Kristus.
SEORANG AMBASADOR DIMURIDKAN UNTUK MEMURIDKAN.
(18) Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. (19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:18-20)
Apa yang sudah kita terima dan alami sebagai pengikut Kristus itulah yang kita bagikan kepada orang-orang disekitar kita dimana Tuhan menempatkan kita. Tuhan tahu bahwa kita diutus keluar bagaikan domba yang diutus ke tengah-tengah serigala. Oleh sebab itu Tuhan memperlengkapi kita dengan kuasa-Nya sehingga risiko untuk kita mengalami ketakutan, mundur atau tidak terlibat dalam pelayanan sangat besar, tetapi apabila kita mengingat janji penyertaan-Nya, maka kita memiliki ketangguhan dalam pelayanan. Jadi kita harus terus belajar dan meng-upgrade diri untuk dimuridkan.
Kita sangat perlu dimuridkan agar tidak memiliki pengajaran yang dangkal di dalam hidup kita. Sebagai gereja, kita adalah pribadi-pribadi yang telah dipanggil keluar dari kegelapan dunia kepada terang hidup. Kita dipilih oleh Tuhan sebagai Garam dan Terang dunia yang dapat menjadi pengaruh di manapun kita berada, tetapi sering kali kita justru menjadi batu sandungan bagi orang lain. Pengajaran yang dangkal membentuk pola pikir kita bahwa ketika kita sudah menerima Kristus maka kita memiliki kebebasan dari segala masalah, tantangan dan cobaan. Kita memiliki kehendak bebas yang diberikan oleh Allah dan itu tergantung bagaimana kita meresponinya.
Kita patut bersyukur dimuridkan dengan pengajaran tentang bagaimana hidup di dalam Kerajaan Allah. Kita tidak saja mempersiapkan diri masuk dalam Kerajaan Allah didalam kekekalan, tetapi juga bagaimana menghadirkan Kerajaan Allah dibumi selama kita hidup.
Sebagai perwakilan Kerajaan Allah di bumi tugas kita adalah mengkolonisasi/menularkan sifat-sifat Allah dibumi. Orang percaya diundang oleh Allah untuk membagikan budaya Kerajaan Allah dalam aspek kehidupannya. Sifat dan gaya hidup Kerajaan Allah terkandung dalam buah-buah Roh. Hal tersebut yang menjadi tugas orang percaya untuk membagi-bagikannya.
Kerajaan Allah adalah Pemerintahan Allah dalam hidup manusia yang berlangsung terus menerus. Jika kita hidup dalam Kerajaan Allah, kondisi hati dan pikiran kita tidak dipengaruhi oleh kondisi yang di luar melainkan kondisi dari dalam. Kerajaan Allah bukan soal perkataan melainkan kuasa dan orang percaya harus menguasai isi hati dan pikirannya seturut kehendak Allah. Sebagai Ambasador Kerajaan Allah kita juga harus hidup dalam budaya Kerajaan Allah dengan memanifestasikan sifat-sifat sang Raja yang terangkum dalam buah Roh Kudus (Galatia 5:22-23).
Pengajaran Eklesia yang kerdil hanya berhenti sampai kepada Injil Keselamatan sehingga tidak peduli dengan orang-orang disekitar, tetapi orang yang hidup dalam Kerajaan Allah, ia akan memperhatikan dan mementingkan orang lain serta tidak hanya berpusat pada dirinya sendiri.
Kepada kita yang sudah percaya Yesus dan menjadi bagian sebagai Warga Kerajaan Allah, Firman Tuhan juga mengatakan Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? (Matius 6:25). Sebab banyak orang yang khawatir dalam kehidupannya, janganlah fokus pada masalah tetapi pandanglah Kristus sebagai sumber jawaban.
KERAJAAN ALLAH PENCAPAIAN SEORANG AMBASADOR YANG DIKEHENDAKI ALLAH
33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33)
Orang percaya tidak perlu khawatir akan kebutuhan hidupnya sebab Allah memeliharanya. Di samping itu, Allah menghendaki kita untuk memprioritaskan hal yang utama, yakni mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya terlebih dahulu. Contohnya apabila kita diperintahkan untuk mengasihi dan mendoakan orang lain, maka harus kita laksanakan. Biarlah pemerintahan Allah memerintah dalam kehidupan orang percaya .
(11) Jawab-Nya: “Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, (Markus 4:11)
Kerajaan Allah memerlukan penyingkapan oleh kuasa Roh Kudus, apabila tidak maka orang percaya tidak akan mengerti arti dari Kerajaan Allah. Ketika murid-murid memperhatikan Yesus mengajar, maka tidak heran mereka dapat mengerti sebab kepada mereka disingkapkan arti Kerajaan Allah sedang kepada yang lain tidak sehingga mereka tidak mengerti dan meninggalkan Yesus serta pengajaran-Nya. Yesus Kristus datang ke dunia bukan untuk membawa agama melainkan membangun kembali hubungan manusia dengan Allah. Seorang ambasador yang beriman kepada Yesus adalah ciptaan baru dimana Yesus tinggal dan memerintah di dalam hidupnya sehinga hidupnya menghasilkan buah-buah Roh.
Allah telah menawarkan keselamatan kepada seluruh umat manusia tetapi sedikit yang menanggapi respon dari Allah sini sehingga tidak semua orang dapat mengalami Kerajaan Allah. Itulah sebabnya kita dipanggil oleh Allah dalam memberitakan Kabar Baik kepada semua orang agar Kerajaan Allah dapat dirasakan oleh semua orang.
SEBAGAI AMBASADOR, GEREJA HARUS BERSIKAP:
Punya Pertobatan Sejati
Menanggalkan kehidupan yang lama dan hidup dalam kuasa pemerintahan Kerajaan Allah. Tidak lagi mencintai dunia, tetapi sungguh-sungguh hidup menjadi pelaku-pelaku Firman.
Mengenal Allah Dengan Benar
Sebagai ambasador kita harus memiliki pengenalan akan Allah dengan benar dan bukan dari kata orang. Tuhan akan membentuk dan memproses hidup kita sehingga hidup kita semakin bersinar dan menggenapi rencana Allah.
Pengejarannya Berubah
Seorang ambasador tidak lagi mengejar hal-hal duniawi, melainkan mengejar hal-hal yang bersifat kekal dan selaras dengan Kerajaan Allah.
Sudah Hidup Dalam Budaya Kerajaan
Seorang ambasador harus menghidupi terlebih dahulu budaya kerajaan Allah sehingga bisa menjadi teladan dan mengajar banyak orang.
Menghasilkan Buah
Seorang ambasador akan tetap melekat kepada Sang Sumber yaktu Allah sendiri sehingga hidupnya semakin berbuah.