WHAT DRIVES YOUR OBEDIENCE? | Ps. Johan Chrisdianto Teja

“Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.”
(Yohanes 16:13)

Tema kita ada bulan ini adalah Obedience To The King (Ketaatan pada Sang Raja). Ketaatan kepada Sang Raja adalah ketaatan untuk melakukan kebenaran FirmanNya. Di dunia ini tidak ada kebenaran selain di dalam Yesus, sebab Dialah jalan, kebenaran dan kehidupan. Tuhan Yesus juga berjanji kepada kita bahwa jika Roh Kebenaran datang dan memenuhi hidup kita maka Ia akan datang dan memimpin kita dalam seluruh kebenaran. Artinya, tanpa peranan Roh Kudus kita tidak dapat melakukan kebenaran. Roh Kudus akan memimpin, menuntun, mendorong dan menolong kita untuk melakukan kebenaran Tuhan. Jika Roh Kudus datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman (Yohanes 16:8). Ketaatan kita yang paling utama adalah ketaatan untuk bertobat dan mengakui dosa-dosa kita. Hal ini harus menjadi kebiasaan dalam hidup kita sehari-hari. Hari-hari kita mungkin lebih sering mendengar khotbah tentang berkat, kemenangan, mujizat dan kesembuhan, namun jarang diberitakan tentang pertobatan. Firman Tuhan mengatakan bahwa hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. (Yakobus 5:16). Tidak ada kesembuhan ilahi yang terjadi tanpa kita mengaku dosa dan bertobat. Doa orang benar,  doa orang yang sudah mengaku dosa dan bertobat  sangat besar kuasanya.

Orang yang tidak mau mengaku dosa ibarat orang sakit yang datang ke dokter tetapi tidak mau menunjukkan keluhan, gejala dan sakit yang dialaminya. Ketika dokter men-diagnosa sakit yang kita alami terkadang kita harus minum pil pahit demi kesembuhan kita. Demikian juga ketika  kita harus mengaku dosa, terkadang ada hal-hal pahit yang harus kita alami sebagai konsekuensi atas dosa-dosa yang kita lakukan, tetapi sesungguhnya memimpin kita untuk semakin taat kepada Sang Raja. Jangan pernah memungkiri kebenaran Firman Tuhan yang menegur, mengingatkan dan mendidik kita untuk bertobat. Pepatah mengatakan buruk rupa cermin dibelah, artinya seseorang yang tidak siap menerima kenyataan akibat konsekuensi atas dosa-dosanya. Sebab jika seorang hanya mendengar FIRMAN saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan CERMIN (Yakobus 1:23). Firman Tuhan mampu menunjukkan kesalahan dan dosa-dosa yang kita lakukan. Oleh sebab itu jika ada  teguran datang dalam hidup kita baiklah kita mengaku dosa dan bertobat.

Saat kita menerima kuasa Roh Kudus dan Roh Kudus turun atas kita maka kita akan dimampukan untuk menjadi saksi Kristus dan hidup kita disertai oleh tanda-tanda dan mujizat sebagai manifestasi atas kuasaNya

Hal-hal apa saja yang mendorong dan memotivasi kita sehingga kita bisa taat kepada Sang Raja adalah:

TRUTH  vs  GOOD MORALS (KEBENARAN VS MORAL BAIK)

Ada orang yang hidup sepertinya taat tetapi termotivasi oleh moral yang baik, bukan karena kebenaran. Tidak semua orang yang berbuat baik motivasinya benar.  Contohnya adalah ketidak-taatan yang terjadi di taman Eden. Ada 2 pohon yang buahnya tidak boleh dimakan yaitu pohon kehidupan dan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Ketika manusia memakannya maka kebenaran dalam hidupnya menjadi mati dan manusia menjadi tidak takut lagi akan Tuhan. Hawa melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Apa yang terlihat baik belum tentu benar, tetapi kebenaran pasti baik. Ketaatan dan kebaikan harus diukur oleh kebenaran Firman Tuhan sehingga menghasilkan ketaatan yang sesungguhnya. Contoh yang lainnya adalah ketika Saul diperintahkan Tuhan untuk menumpas bangsa Amalek, tetapi Saul menyelamatkan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dengan maksud untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan. Hal ini terlihat baik, tetapi tidak berkenan di hadapan Tuhan. Ketika Yesus dicobai untuk mengubah batu menjadi roti, faktanya Yesus merasa lapar, Dia membutuhkan roti dan Dia sanggup mengubah batu menjadi roti, tetapi Yesus tidak mau melakukannya karena yang menyuruh untuk melakukannya adalah Iblis. Jangan hidup mau melakukan ketaatan karena digerakkan oleh kebutuhan akan roti, uang solusi atau hal-hal jasmani saja sehingga kompromi dengan segala cara, sesungguhnya manusia hidup karena rhema dan kebenaran Firman Allah.

RELATION VS REGULATION (RELASI VS REGULASI)

Apakah yang memotivasi ketaatan kita, apakah karena hubungan kasih kita kepada Tuhan atau hanya karena regulasi untuk memenuhi hukum-hukum Tuhan. Yesus berkata bahwa “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” (Yohans 14:15).  Ketika hubungan suami istri dilandasi karena kasih (kasih agape) maka tidak akan ada perceraian. “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” (Matius 19:6). Seorang suami akan secara otomatis mengasihi istrinya sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya. Jika semua itu didasari atas kasih maka sekalipun ada ayat yang mengijinkan perceraian maka ia tidak akan bercerai karena pernikahan tidak disatukan oleh akte nikah melainkan kasih Tuhan. Ketika ketaatan kita dimotivasi oleh regulasi maka kita akan merasa berhak mengendalikan Tuhan. Contohnya adalah kisah anak sulung dalam perumpamaan anak yang hilang,  dia menjawab ayahnya, katanya: “Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.” Apakah benar dia tidak pernah melanggar perintah ayahnya? Apakah dia berhak untuk menuntut ayahnya padahal ia selalu bersama-sama ada di rumah dan segala milik ayahnya adalah miliknya juga. Diantara 10 orang kusta yang disembuhkan Yesus hanya satu orang yang datang kembali dan memuliakan Tuhan, 9 orang lainnya taat karena regulasi untuk menunjukkan dirinya keada imam, tetapi satu orang Samaria yang disembuhkan taat karena mengasihi Yesus.

FOCUS ON GOD’S DESTINY (FOKUS PADA TUJUAN TUHAN)

Ketaatan kita harus dimotivasi oleh fokus pada tujuan Tuhan. Kaleb adalah orang yang taat mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati sehingga ia mendapatkan Hebron sebagai milik pusakanya. (Yosus 14:14). Dan diantara jutaan orang Israel yang keluar dari Mesir hanya Yosua dan Kaleb yang Tuhan ijinkan masuk ke dalam tanah yang Tuhan janjikan karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Tuhan dengan sepenuhnya (Bilangan 14:24). Kaleb juga mengalami proses yang sama dialami oleh bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun, tetapi Kaleb dan Yosua tidak pernah bersungut-sungut kepada Tuhan karena ketaatannya ditujukan kepada tanah yang Tuhan janjikan. Jika kita tidak fokus ada tujuan  Tuhan maka kita akan seperti isteri Lot, yang berjalan  dan menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam. Fokus ketaatan istri Lot tidak pada tujuan Tuhan melainkan pada harta bendanya yang ada di Sodom. Jika kita tidak fokus pada tujuan Tuhan, tentunya kita akan memilih hal yang enak secara daging. Ketika beberapa  orang murid memperingatkan Yesus  untuk tidak datang ke Yerusalem karena akan mengalami penderitaan, Yesus justru terharu dan berkata bahwa untuk itulah Ia datang (Yohans 12:27). Yesus tidak mau beralih dari tujuan Tuhan sekalipun harus menanggung penderitaan.

Saat ini apakah yang memotivasi ketaatan kita kepada Tuhan, minta Roh Kudus memimpin dan memenuhi hidup kita agar kita senantiasa taat kepada Sang Raja. Ketidaktaatan kita membuat hidup menjadi sangat melelahkan dan kita harus bayar harga yang jauh lebih mahal. Amin. (RCH)