WOMAN OF GOD

Bacaan Setahun: 
Yes. 36-38 
Why. 13 

WOMAN OF GOD
“Ajarlah kaum wanita yang sudah dewasa supaya bersikap tenang dan patut, apa pun yang mereka lakukan. Janganlah mereka ke sana sini mempercakapkan kejelekan orang lain dan janganlah mereka menjadi peminum, melainkan menjadi pengajar kebaikan.” Titus 2:3 FAYH

Seperti kebiasaan di tahun-tahun sebelumnya, tahun ini pun kita juga merayakan hari ibu di tanggal 22 Desember. Umumnya suami-suami dan anak-anak akan memberikan ucapan selamat disertai dengan kado spesial sebagai penghargaan untuk istri dan ibu mereka yang sudah berjerih lelah mengurus keluarga, bahkan ada juga yang sambil bekerja membantu menambah pendapatan keluarga. Di beberapa tempat hari ibu juga dirayakan dengan memberikan kesempatan istirahat sejenak kepada para ibu dari kegiatan rumah tangga mereka sehari-hari.
Bagi kebanyakan orang yang dimaksud dengan ibu adalah seorang wanita yang telah melahirkan dan membesarkan anak. Namun secara luas ibu adalah setiap wanita yang sudah dewasa. Artinya entah ia menikah atau tidak, melahirkan anak atau tidak, setiap wanita sejatinya ditakdirkan untuk menjadi seorang ibu. Bagi wanita menjadi seorang ibu adalah suatu pilihan untuk menggenapi peran dan fungsinya sebagai ciptaan Allah. Secara fisik setelah menikah ia akan melahirkan dan membesarkan anak, namun secara non fisik ia adalah orang yang menerima berbagai inspirasi sehingga kemudian melahirkan ide-ide, lalu menjadikannya sebagai kontribusi kepada orang banyak dan memeliharanya melalui hubungan dalam komunitas.
Rasul Paulus menuliskan suatu nasihat khusus kepada salah seorang anak rohaninya, yaitu Titus, agar ia berbicara dan mengajarkan hidup yang benar yang sejalan dengan kekristenan yang sejati (Titus 2:1). Ia bukan saja diminta untuk mengajarkan kaum pria yang sudah dewasa, tapi juga kaum wanita yang sudah dewasa, yakni kaum ibu, untuk memiliki beberapa karakter penting dalam Titus 2:3. Pertama, bersikap tenang dan patut dalam segala hal yang dilakukan. Terjemahan King James Version menyebutnya sebagai “menjadi kudus”. Seorang wanita dianggap benar-benar keibuan jika ia tidak grasa-grusu ataupun lebay dalam memberikan respon terhadap hal-hal yang ia hadapi, sebab ia mengerti bahwa ia dipisahkan dan dikhususkan untuk hidup sebagaimana layaknya warga Kerajaan Allah. Kedua, tidak mempercakapkan kejelekan orang lain, yang dalam bahasa gaulnya: gosip atau ghibah. Ketiga, tidak menjadi peminum, atau dengan kata lain tidak terikat kepada hobi atau kebiasaan buruk, contohnya: keranjingan nonton serial TV sampai lupa waktu. Keempat, harus menjadi pengajar hal-hal yang baik, khususnya mendidik para wanita yang lebih muda (Titus 2:4-5), sehingga mereka juga bersikap tenang, mengasihi suami dan anak-anak mereka, berlaku bijaksana dan berhati bersih, menjadi pengurus keluarga yang baik, serta bersikap baik dan patuh kepada suami mereka, sehingga kehidupan para wanita muda ini menjadi teladan iman kekristenan yang tidak tercela bagi orang-orang di sekitar mereka.
Bagi para wanita, siapapun dan di manapun Anda berada, saya ucapkan: selamat hari ibu! Anda adalah salah satu karunia terindah yang Tuhan berikan untuk umat manusia. Selamat menjadi teladan serta melahirkan dan membesarkan suatu generasi yang takut akan Tuhan. Amin. (YMH)

Questions :
1. Menurut Anda, siapakah yang disebut sebagai ibu?
2. Apa saja karakter yang harus dimiliki seorang ibu menurut Rasul Paulus?

Values :
Para ibu adalah semua wanita dewasa, yang berkewajiban untuk mendidik dan memberikan keteladanan seorang warga Kerajaan Allah.

“Ada banyak wanita yang baik di dunia ini, tetapi engkaulah yang terbaik dari semuanya!” (Amsal 31:29 FAYH)