YANG MUDA, YANG BERJAYA
Bacaan Setahun:
Kel. 25-26 , 1Pet. 5
“Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” (1Petrus 5:5 TB)
Selamat, karena pada hari ini Anda sudah mencapai bacaan Alkitab tahunan pada hari yang ke-42. Hari ini kita membaca bagian dari Perjanjian Baru, yaitu 1Petrus 5, yaitu bagian terakhir dari surat pertama Rasul Petrus orang-orang Yahudi yang merantau ke beberapa daerah di luar Isreal, yaitu di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia. Rasul Petrus dikenal sebagai pemimpin gereja mula-mula, yang banyak menanamkan pondasi dasar dari etika pelayanan dalam gereja. Salah satunya adalah yang kita baca hari ini di 1Petrus 5:5.
Rasul Petrus sadar bahwa orang muda memiliki potensi besar, bukan hanya dalam pengembangan pelayanan, namun juga dalam banyak hal. Sejarah dunia pun mencatat bahwa pergerakan setiap jaman dan peradaban bangsa-bangsa di dunia selalu digerakkan oleh orang muda. Bangsa Indonesia pun dapat bangkit bersatu menjadi suatu bangsa karena ada sekumpulan orang muda yang mengikrarkan diri dalam Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada hari ini pun kita dapat dengan mudah menemukan pemimpinpemimpin di keagamaan, pemerintahan, dunia bisnis, dunia teknologi dan pengetahuan, dunia hiburan dan media sosial, yang termasuk sebagai orang-orang muda.
Meskipun memiliki potensi yang besar untuk mengubahkan dunia, orang muda harus memegang nilai utama, yaitu penundukan diri dan kerendahan hati, khususnya terhadap orang yang lebih tua, karena ini adalah salah satu prinsip Alkitabiah yang paling penting. Penundukan diri kepada orang yang lebih tua menunjukkan level kerendahan hati yang paling mendasar. Sebab jika kita tidak dapat menundukkan diri kepada orang yang lebih tua, maka akan sangat sulit bagi kita menundukkan diri kepada Tuhan yang tidak terlihat oleh mata jasmani kita.
Setiap pencapaian dan keberhasilan yang diperoleh dan dialami oleh orang muda, jika tanpa disertai dengan penundukan diri kepada orang yang lebih tua, bukan saja akan melahirkan kesombongan, tapi juga akan menyebabkan perpecahan. Penundukan diri adalah sarana yang terbaik dalam sebuah keluarga atau kelompok, untuk mempertahankan kedamaian dan ketertiban di antara seluruh anggotanya, sehingga ketika salah satu anggota keluarga atau kelompok, khususnya yang muda, menjadi sombong karena merasa lebih berhasil atau lebih hebat dari yang lain, maka dapat dipastikan keluarga atau kelompok tersebut akan mengalami perpecahan.
Sikap penundukan diri kepada orang yang lebih tua, sebenarnya adalah bentuk perwujudan dari salah satu the golden rules-nya Tuhan Yesus dalam Lukas 22:26, yaitu untuk menjadi yang terbesar maka kita harus menjadi yang paling muda (yang paling terkecil), dan untuk menjadi pemimpin maka kita harus menjadi pelayan. Penundukan diri kepada orang yang lebih tua dapat dimulai dengan cara: mendengarkan teguran dan nasihat para pemimpin, senior atau orang tua kita. Dalam pengalaman saya bekerja, khususnya di pemerintahan, ada banyak senior saya yang secara pengetahuan sebenarnya tidak secanggih para orang muda, namun pengalaman hidup mereka yang luar biasa telah membentuk mereka dengan karakter yang sangat luar biasa, sehingga nasihat dan petunjuk mereka tetap menjadi acuan bagi para pemimpin muda. Anda setuju? (YMH)
Questions:
1. Menurut Anda, mengapa orang muda harus menundukkan diri kepada orang yang lebih tua?
2. Bagaimana cara orang muda dapat menundukkan diri kepada orang yang lebih tua?
Values:
Untuk menjadi yang terbesar, jadilah yang paling muda, dan untuk menjadi pemimpin, jadilah pelayan.
Kingdom’s Quotes:
The youth of today are the leaders if tomorrow (Nelson Mandela).